Sukses

Sering Kirim Bibit Berbakteri, Indonesia Akan Tegur India  

Pada Maret 2019, masuk juga dari India melalui Kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, sebanyak 6 ton lebih bibit jagung yang mengandung bakteri.

 

Liputan6.com, Jakarta - Sering mengirimkan bibit tanaman pangan yang mengandung bakteri berbahaya, Indonesia bakal menegur dan dan melayangkan surat protes ke pemerintah India.

"Secara aturan internasional, Indonesia segera mengirimkan Notification Non Compliance atau NNC. Tapi kami akan menyiapkan surat yang lebih mendalam lagi, bentuk teguran dari Indonesia ke India," tutur Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian pada Kementerian Pertanian, saat ditemui di Instalasi Balai Besar Karantina Hewan, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Rabu (31/7/2019).

Surat yang dimaksud adalah, agar pemerintah India memperhatikan dengan betul dan detail, apakah benih atau bibit yang diekspor ke negara lain sudah terbebas dari segala bakteri. Juga lebih meningkatkan pengawasan di negaranya, jangan sampai merugikan negara lain si penerima hasil bibit tersebut.

"Jangan sampai kita hentikan impor dari India," tegasnya.

Sebab, Balai Karantina Pertanian dibuat geram dengan bibit-bibit jagung yang sudah berulang kalu masuk dari India ternyata mengandung bakteri berbahaya golongan I. Seperti hari ini, masuk dari Balai karantina Tanjung Priok sebanyak 3,1 ton bibit jagung yang ternyata mengandung bakteri Pantoea Ananatis.

Dimana kalau sampai itu tertanam di tanah pertanian di Indonesia, bakal menyebarkan virus melalui tanah. Kemudian membuat busuk tanaman serta membuat tidak gembur lagi tanah yang ditanam bibit tersebut sebelumnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Surat Resmi Kesehatan dari India

Kemudian sebelumnya, pada Maret 2019, masuk juga dari India melalui Kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, sebanyak 6 ton lebih bibit jagung yang mengandung bakteri Pseudomonas Syringae pv. Syringae.

Padahal semua paket kiriman bibit tersebut dilengkapi surat-surat resmi kesehatan dari India, namun tidak berarti bisa lolos hasil tes laboratorium di Indonesia. "Buktinya, pas masuk masih mengandung bakteri berbahaya. Pasti langsung kita musnahkan," ujar Ali.

Makanya itu, Indonesia melalui Kementerian Pertanian akan segera berkirim surat, agar India lebih mengetatkan lagi pengawasan atas bibit impornya.