Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen pada Julil 2019 turun sebesar 0,05 persen terhadap bulan sebelumnya. Penurnan IHPB tertinggi terjadi pada sektor pertambangan sebesar 0,56 persen.
"Indeks harga grosir Juli 2019 turun sebesar 0,05 persen terhadap bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/8/2019)
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juli 2019 antara lain jeruk, bawang merah, tomat, batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), solar industri, bijih, kerak, dan abu logam ekspor.
Advertisement
Â
Baca Juga
Sementara itu, IHPB Bahan Bangunan atau kontruksi pada JUli 2019 naik sebesar 0,05 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas bak dan tangki, batu bata, aspal, alat kontruksi, kloset, wastafel dan sejenisnya.
Sedangkan IHPB Umum turun 0,72 persen pada Juni 2019 terhadap bulan sebelumnya. Kelompok Barang ekspor merupakan penyumbang andil dominan pada penurunan IHPB, yaitu sebesar 0,366 persen.
"IHPB kelompok barang impor dan kelompok barang ekspor pada Juni 2019 masing-masing turun sebesar 1,68 persen dan 3,07 persen terhadap bulan sebelumnya," tandas Kepala BPS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPS Catat Inflasi Juli 2019 Sebesar 0,31 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Juli 2019 sebesar 0,31 persen, angka ini lebih rendah dibanding Juni 2019 di 0,55 persen. Sementara Untuk inflasi tahun kalender Januari-Juli 2019 mencapai 2,36 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,32 persen.
"Kalau kita liat perkemabangan harga berbagai komoditas menunjukan adanya kenaikan dari pemantauan BPS di 82 kota. Inflasi pada Juli 2019 terjadi inflasi sebesar 0,31 persen," kata Kepala BPS, Suhariyantodia di Kantornya Jakarta, Kamis (1/8).
Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 55 kota mengalami inflasi. Sedangkan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami di Sibolga sebesar 1,88 persen, sedangkan terendah yaitu Makasar sebesar 0,01 persen.
Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tual sebesar -1,55 persen dan deflasi terendah di Gorontalo -0,02 persen. "Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. Ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi selama Juli 2019 akan mencapai 0,23 persen secara bulanan (mtm) dan 3,23 persen secara tahunan (yoy). Hal ini berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang rutin dilakukan oleh BI.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan inflasi bulan ini lebih disebabkan oleh tingginya harga cabai rawit di pasaran. Adapun total andil cabai rawit ke inflasi mencapai 0,12 persen.
"Inflasi berdasarkan SPH minggu keempat kita perkirakan Juli ini inflasi 0,23 (mtm), kalau dihitung 3,23 persen (yoy). Komoditasnya bulan ini cabai rawit 0,12 persen," kata dia, di Mesjid Komplek Gedung BI, Jakarta, Jumat (26/7).
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement