Liputan6.com, Jakarta Pegawai PT PLN (Persero) secara sukarela menggalang dana, untuk membantu masyarakat tidak mampu mendapat pasokan listrik. Hal ini untuk mendorong pemerataan kelistrikan di Indonesia.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan, pegawai PLN menggalakan gerakan One Men One Hope untuk menggalakan integritas dan jiwa korsa dilingkungan PLN. Cara ini mampu mendukung operasional perusahaan yang bertugas mendorong pembangunan melalui pemasangan kelistrikan.
"Kita bangun integritas tinggi dari Sabang sampai Merauke. Ditandai meluncurkan satu gerakan One Men One Hope membuat transformasi PLN menjadi yang terbaik, dengan subtabsi membangun integritas tinggi dan jiwa korsa terbaik," kata Made, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Made mengungkapkan, bentuk nyata yang dilakukan pegawai PLN dari gerakan tersebut adalah menggalang dana secara sukarela. Dana ini akan digunakan untuk membantu masyarakat miskin yang belum mampu menyambung listrik, serta masyarakat di wilayah terluar, terdepan dan tinggal (3T) yang belum terjangkau jaringan listrik.
"Kita bangun One Men One Hope, ini bentuknya sukarela sumbangan untuk melistriki daerah yang belum menikmati listri. Kita bangun listrik secara gratis," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mendukung Program Pemerintah
Gerakan ini akan mendukung program pemerintah, untuk memperluas pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) dari 98 persen menjadi 99 persen. Diharapkan, gerakan sukarela pegawai PLN ini dapat menjadi contoh pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan instansi pemerintah lain.
"Semoga gerakan yang di inisiasi pegawai pln jadi satu role model masyarakat Indonesia yang penting membangun jiwa relawannya dan jiwa korsa diinstitusinya untuk membangun NKRI. Ini untuk membangun listrik yang berkadilan di seluruh Indonesia," tandasnya.
Advertisement
PLN Meraup Laba Bersih Rp 4,2 triliun di Kuartal I 2019
PTÂ PLNÂ (Persero) memperoleh laba bersih sebesar Rp 4,2 triliun pada kuartal I 2019. Capaian tersebut bersumber dari berbagai upaya perseroan seperti pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan keuangan, serta efisiensi operasi.
Plt. Direktur Utama PLN Djoko R Abumanan mengatakan, penjualan tenaga listrik meningkat sebesar Rp 3,8 triliun atau 6,11 persen, peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pelanggan yang naik sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya terjual sebesar 3,04 Terra Watt hour (TWh) dari periode yang sama tahun lalu (year on year).
Kenaikan konsumsi listrik ini didominasi oleh pertumbuhan pelanggan sektor bisnis yaitu sebesar 6,76 persen atau 10.613 GWh (Giga Watt Hour).
"Pada kuartal I tahun 2019 perseroan mencapai realisasi kinerja yang lebih baik, dibanding kuartal I tahun sebelumnya," kata Djoko, di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Selain pertumbuhan penjualan dan pelanggan, PLN juga berhasil meningkatkan kinerja operasi melalui penurunan biaya sewa pembangkit. Dengan beroperasi nya Gardu Induk (GI) khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, PLN berhasil menghemat Rp 667 miliar dari efisiensi biaya sewa pembangkit.
Selain dari biaya sewa, volume pemakaian BBM untuk pembangkit pun turun sebesar 98 ribu Kilo Liter (KL) dibandingkan pemakaian pada April 2018, harga rata-rata pun mengalami penurunan dari Rp 11.058 per liter menjadi Rp 8.835 per liter di kuartal I 2019. Disamping itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 183 miliar.
Membaiknya kinerja perusahaan juga ditopang oleh penguatan kurs mata uang rupiah dan penurunan harga ICP (Indonesian Crude Price).
"Peningkatan laba di kuartal I 2019 ini merupakan buah keringat para pegawai yang berhasil meningkatkan penjualan listrik, melakukan efisiensi di berbagai sektor, dan meningkatkan kinerja operasi sehingga selisih keuntungan sebelum pajak bisa meningkat hingga Rp 10,6 triliun dari kuartal I tahun lalu," ungkapnya.
Menurutnya, PLN terus melakukan efisiensi pada komponen biaya operasi yang berada dalam kendali perusahaan, sehingga kondisi keuangan tetap terjaga.
"Dampak positif ini merupakan hasil dari berbagai upaya efisiensi seperti pengurangan konsumsi BBM, pengurangan biaya sewa beberapa pembangkit, peningkatan efisiensi operasi pembangkit sehingga konsumsi energi per kWh PLTU Batubara dapat ditekan, serta melakukan zonasi untuk menghemat ongkos transportasi batubara," tandasnya.