Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mengklaim jumlah tumpahan minyak akibat kebocoran gas sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) telah berkurang. Saat ini penanganan tumpahan terus dilakukan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, saat ini jumlah tumpahan minyak sudah tinggal 10 persen dari tumpahan awal sekitar 3.000 barel per hari, sehingga yang tersisa hanya 300 barel per hari.
"Soal spill (tumpahan minya), 3.000 barel per hari, sekarang 10 persen saja," kata Nicke, di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menambahkan, Pertamina sudah melakukan penghalauan aliran minyak agar tetap berada di perairan dekat dengan anjungan lepas pantai. Caranya dengan menyiapkan tujuh lapis alat penghadang aliran minyak.
"Kami sampaikan 7 lapis penanganan, layer 1 dipasang static oil boom (alat untuk menangani tumpahan minyak), untuk menahan tumpahan minyak tetap di anjungan. Ada beperapa oil boom yang ditarik dengan kapal untuk mengejar minyak. Layer 3 merupakan penanganan pengualangan yang kedua. Layer 5 daerah tanjung sedari dan MW area, kami melakukan proteksi dengan combat untuk memastikan tumpahan minyak yang mengalir dapat tertangkap," paparnya.
Menurut Dharmawan, Pertamina juga sudah berupaya menutup sumur yang terdapat kebocoran gas untuk mengatasi tumpahan minyak dengan melakukan pengeboran.
"Ada tiga struktur yang jadi fokus kita, di sinilah kita terjadi spill, Kedua, menara pemboran Soehana, jumat kemarin sudah melakukan drilling well (pengeboran sumur), itu adalah upaya untuk menutup spill yang mengalir," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sumur Pertamina Bocor, Laut Karawang Tercemar 51 Ribu Barel Minyak
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tumpahan minyak yang dipicu gelembung gas di sekitar sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) Pertamina, sudah mencapai 51 ribu barel per hari sampai hari ini.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, berdasarkan laporan tim di lapangan kebocoran minyak terjadi sejak munculnya gelembung gas, setiap harinya minyak yang tumpah di perairan mencapai 3 ribu barel per hari.
"Laporan dari tim di lapangan, kira kira semburan minyak itu sebesar kira kira 3.000 Bopd per hari, konstan sejak 12 Juli," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (29/7/2019).
Menurut Djoko, tumpahan minyak tersebut segera ditangani. Upaya untuk mematikan bocoran gas yang berada di sekitar sumur YYA-1 terus dilakukan agar gelembung gas dapat dihentikan.
Djoko mengungkapkan, berdasarkan data tim Kementerian ESDM dilapangan, tumpahan minyak sudah berdampak ke delapan desa di Karawang, dua desa di Bekasi dan tujuh pantai yang tedapat tumpahan minyak.
"Data-data saya baca, per hari ini oil spill sudah ke arah barat. Terdampak 52 mil. Ada delapan desa karawang dan dua desa bekasi. (Ada data)," tandasnya.
Advertisement
Gelembung Gas di Blok Migas ONWJ Timbulkan Tumpahan Minyak
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, sudah terdapat tumpahan minyak di area yang terdapat gelembung gas dari sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, gelembung gas muncul sejak Jumat (12/7/2019), kini sudah menimbulkan tumpahan minyak. Namun dia belum bisa memastikan sumber tumpahan minyak.
"Sekarang sudah ada oil spill (tumpahan minyak), sudah ada," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Saat ini tumpahan minyak tersebut belum sampai ke daratan, tim yang diterjunkan pun terus berupaya menghalau tumpahan minyak agar tidak sampai kedaratan. Selain itu, penanganan yang dilakukan dengan menyedot minyak yang tumpah.
"Upaya terus dilakukan untuk atasi oil spill. Berapa besar tidak tahu, tetapi tindakan antisipasi sudah diambil. Belum sampai ke pesisir," ujarnya.
Djoko mengungkapkan, upaya yang dilakukan atas kemunculan gelembung gas tersebut adalah menyelamatkan pekerja untuk menghindari korban jiwa, kemudian berikutnya adalah mengantisipasi kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak.
"Upaya pertama orang evakuasi, kedua lingkungan supaya minyak ngga tersebar kemana-mana, kita tangkap kita bereskan," tandasnya.