Sukses

Pemerintah Minta Pengguna Motor Beralih ke Transportasi Massal

Pembangunan berbagai fasilitas moda transportasi seperti MRT, LRT, dan sebagainya merupakan upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem transportasi massal.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, sistem transportasi massal yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam menekan penggunaan kendaraan pribadi.

Menurut dia, jika sistem transportasi massal masih belum baik, maka akan sulit mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi lalu beralih pada transportasi umum

"Meningkatnya karena sistem transportasi massal belum terbangun dengan baik," ujar dia, di Hotel Meridien, Jakarta, Selasa (6/8).

Menurut dia, pembangunan berbagai fasilitas moda transportasi seperti MRT, LRT, dan sebagainya merupakan upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem transportasi massal.

"Tetapi sistem transportasi massal sudah baik nanti MRT sudah selesai, maka mau engak mau kita harus membikin aturan dengan kata lain yang sedikit memaksa private car ini untuk pindah ke transportasi massal," ujar dia.

Dengan demikian, diharapkan pengguna kendaraan pribadi baik mobil maupun motor dapat dapat beralih ke sistem transportasi massal.

"Ya harusnya semua ya kita. Berpikirnya enggak mobil saja. Motor juga. Jadi kalau sudah ada transportasi massal ya tentunya motor juga harus mulai pindah," tandasnya.   

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kereta Api Jadi Pilihan Favorit Transportasi Massal

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Masyarakat Perkeretaan Indonesia (Maska) di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta, pada Sabtu ini. Dalam sambutannya, Budi Karya memberikan apresiasi besar atas terselenggaranya Rakernas.

"Saya mengapresiasi upaya untuk berkumpul melakukan kegiatan rakernas di mana satu kegiatan organisasi berbasis profesi. Secara tidak langsung ini mendukung proes pembangunan pemerintah," kata Budi Karya saat membuka acara Rakernas Maska, Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Pemerintah saat ini memang tengah gencar melakukan berbagai proyek pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah moda transportasi massal seperti perkeretaapian. Menurutnya, kereta api sendiri telah menjadi favorit masyarakat.

"Angkutan massal menjadi keinginan kita. Kegiatan yang dilakukan pemerintah dengan membangun Mass Rapid Transit (MRT) dan Ligh Rail Transit (LRT) tanda konsistensi pembangunan angkutan massal," imbuhnya.

"Tidak hanya di Jakarta kita juga di luar kota terbukti kereta api menjadi angkutan favorit massal bagi masyarakat," tambahnya.

Oleh karenanya, dalam proses pembangunan Budi Karya menekankan tidak hanya melihat dari sisi tekhnologi saja. Namun juga melihat dari sisi perekonomian, yakni dengan cara bekerjasama dengan pihak asing.

"Mulai bicara keekonomian. Ini menjadi proyek penting. Kalau kita berbasis dari teknologi saja kita harus membayar mahal. Kalau kita dekati dari keekonomian tekhnologi itu bisa kita jadikan aternatif banyak. Kerjasama dengan pihak asing menjadi penting," jelasnya.

"Saya mengimbau kepada Maska, saya usulkan meninjau dari sisi ekonominya juga bagaimana angkutan massal perkotaan ini," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Makin Populer, Kereta Api Bisa Segera Geser Pesawat Terbang

Membaiknya kualitas kereta api serta popularitasnya yang meningkat diprediksi segera menggeser pamor pesawat terbang.

"Kereta api itu alternatif terbaik, baik itu di Jepang maupun Eropa. Kereta api sudah mengganti bus, sebentar lagi kalau kereta api makin nyaman dan aman, akan menggeser pesawat terbang, terutama di Jawa," ucap Wihana Kirana Jaya, Penasihat Senior Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi kepada Liputan6.com di Jakarta, 

"Seperti pada Jogja-Jakarta, orang sudah banyak memilih kereta api, karena tepat waktu, harga kompetitif dan aman dan nyaman," lanjutnya. 

Wihana turut memberi respons positif terkait investasi pemerintah pada PT KAI sebesar Rp 3,6 triliun.

"Investasi di public sector, terutama di PT KAI, ialah untuk memperbaiki arus konektivitas jalur-jalur yang lama, maka diperbaiki, direvitalisasi, juga konektivitas antar moda, misalnya di Jabodetabek itu MRT, LRT, bus, itu harus terkoneksi dengan baik," paparnya.

Selain itu, Wihana juga menyebut kalau investasi PT KAI merupakan bagian pembangunan strategis pemerintah. PT KAI juga sedang butuh tambahan investasi untuk menjalankan program pembangunan sarana-prasarana, seperti yang berlokasi di luar Jawa.

"Misalnya, PT KAI mengembangkan program di Sulawesi Selatan, Pare Pare dan Makassar. Itu  investasi kurang, pembiayaan APBN kurang, jadi harus dicari sumber -sumber lain di luar budget APBN, seperti kerja sama dengan swasta, atau dari BUMN sendiri, atau juga mengundang investor, B-to-B," ujar dia.

Wihana menyebut perkembangan PT KAI dengan tambahan modal dapat memberikan sejumlah dampak positif pada pertumbuhan ekonomi negara. Lantaran peningkatan kualitas kereta api juga berdampak baik pada pengiriman barang dan jasa.

"Ini juga mempercepat logistik, mempercepat efisiensi, untuk meningkatkan produktivitas  negara dan mendorong ekonomi. Inilah ide positifnya investasi di PT KAI," kata dia.Â