Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) mengklaim sudah melakukan pengawasan terhadap jaringan kelistrikannya sesuai dengan Standar Opersioan Prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan perusahaan.
Direktur Pengadaan Strategis II PT PLN (Persero) Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, PLN selalu melakukan pengecekan jaringan transmisi, sesuai dengan Standar Opersioan Prosedur (SOP).
"Keliling-kelilinglah (Pengawasanya). Sudah jalan sesuai SOP," kata Djoko, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Advertisement
Djoko mengungkapkan, jaringan transmisi PLN di Pulau Jawa terbentang sepanjang 12 ribu Kilometer (Km). Hal ini ebih panjang dari jalan Anyer-Panarukan Jawa Timur yang panjangnya 1.000 Km.
"Jaringan PLN 12 ribu kilo, panjangnya Pulau Jawa berapa kilo? Dandles seribu, kita 12 ribu," tuturnya.
Baca Juga
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengungkapkan, pemadaman disebabkan gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa Bali 500 kilo Volt (kV) terputus. Kondisi ini membuat pasokan listrik dari pembangkit di Jawa Timur meunuju area barat langsung otomatis pindah menuju selatan.
Inten melanjutkan, pengalihan aliran daya ke sisi sikit Selatan gagal, karena jaringan tersebut sedang mengalami pemeliharaan. Kondisi ini membuat pasokan listrik mengalami guncangan yang mengakibatkan Pembangkit secara otomatis berhenti operasi untuk keamanan pembangkit.
"Waktu terjadi sirkit utara dilepas kemudian ini masuk ke jalur selatan ini menyebabkan goncangan sistem nah goncanag ini tidak baik goncangan ini kalau dibiarkan maka pembangkit - pembangkit yang masih normal bisa lepas. Nah oleh krena itu secara proteksi secara kesisteman melepaskan diri ini putus, Tasik Depok putus," paparnya.
Menurut Inten, kondisi ini membuat pasokan listrik ke arah barat melemah dan pembangkit yang terhubung dengan jaringan tersebut pun memutus pasokan listrik secara otomatis.
"Pembangkit yang terhubung secara keamanan nya itu sudah melepaskan diri otomatis karena ini perlindungan terhadap mesin-mesin pembangkit tadi ini SOPnya itu kemudian lepas sehingga pada lepas, kemudian terjadi pemadaman," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Butuh Waktu
Inten mengungkapkan, Meski sudah dilakukan perbaikan jaringan, listrik Jawa yang kebanyakan bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tidak bisa segera beroperasi mengalirkan listrik. Sebab perlu waktu sekitar 8 jam untuk memanaskan mesin dan menghasilkan uap yang akan meenggerakan mesin.
Kondisi ini membuat proses pengaliran Listri ke pelanggan memerlukan waktu yang lama, sehingga pelanggan yang mendapat pasokan listrik pun tidak langsung merata.
"Nah PLTU kalau dia terlalu lama lepas dan beroperasi maka dia harus mulai dengan cold start untuk beroperasi, dari cold dingin dingin itu lebih dari 8 jam baru bisa beroperasi normal," tandasnya.
Advertisement
Dirut PLN: Biang Kerok Listrik Padam Bukan karena Pohon Sengon
Plt Direktur Utama PT PLN (Persero), Sripeni Inten Cahyani memastikan bahwa penyebab utama pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten bukan karena pohon.
Seperti diberitakan sebelumnya, pohon dengan tinggi lebih kurang 8,5 meter diduga mengganggu aliran listrik yang mengakibatkan terjadinya pemadaman disejumlah wilayah.
"Jadi kalau persoalan pemadaman listrik kemarin (pohon sengon) itu bukan penyebab kita, jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesement menyeluruh," katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Pihaknya mengaku masih belum bisa memastikan penyebab utama pemadaman listrik di beberapa daerah tersebut. Sebab, persoalan tersebut menurutnya terlalu kompleks di mana sistem kelistrikan untuk Jawa dan Bali ada sekitar 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 kilo meter (Km) zSirkuit transmisi 500 kilo Volt (kV) dan 1000 Km transmisi 150 kV.
"Dan penyebabnya juga tidak tunggal jadi saya mohon maaf sampai saat ini mohon izin tidak bisa menyampaikan apa sebenernya karena ini sangat kompleks izin yaa mohon diberi waktu," katanya.