Sukses

Perkembangan E-Commerce Dongkrak Bisnis Periklanan

Para pengiklan tak hanya ingin mendapatkan perhatian dari konsumen tetapi juga ingin mendapatkan penjualan.

Liputan6.com, Jakarta Berkembangnya situs belanja online (e-commerce) turut membawa adanya inovasi dalam dunia pemasaran (marketing). Para pengiklan tak hanya ingin mendapatkan perhatian (awareness) dari konsumen tetapi juga ingin mendapatkan penjualan ataupun return of investment (ROI).

Hal tersebut membuat para pengiklan kian selektif untuk memilih strategi marketing. Salah satu model marketing yang jadi alternatif yakni Affiliate marketing.

Affiliate marketing merupakan suatu program revenue sharing atau pay per sale model, dalam garis besar CPA model. Di mana dalam ekosistem ini terdapat Publisher dan Advertiser/Merchant.

Publisher merupakan orang yang mempromosikan iklan di website mereka dan Advertiser merupakan orang yang memasang iklan.

Global Director Accesstrade Global Shoei Fujita menjelaskan saat ini jumlah advertiser dan publisher di Indonesia masih kecil dibanding negara lain seperti Jepang. Meski demikian secara potensi jumlah populasi bisnis dan masyarakat di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di Asia Pasifik.

“Oleh karena itu kami ingin memperkenalkan lebih lanjut soal manfaat Affiliate Marketing secara lebih luas,” kata Shoei dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/8/2019).

CEO Accesstrade Indonesia Prayudho Rahardjo mengatakan, pihaknya juga memperkenalkan program-program baru guna untuk menjunjang kebutuhan para publisher mereka. Program tersebut telah disiapkan untuk mempermudah publisher mendapatkan komisi.

“Karena terkadang kan untuk melakukan proses apply campaign juga memerlukan waktu, makanya kita siapkan AT selfback bagi para publisher baru yang ingin segera mencoba pengalaman untuk menjadi publisher Accesstrade,” kata Prayudho.

Prayudho menambahkan, AT Selfback memungkinkan si publisher ini untuk melakukan selfconversion (belanja sendiri) untuk mendapatkan komisi di Accesstrade karena walletnya akan menyatu dengan wallet dashboard Accesstrade sendiri.

“Kami berharap bahwa dengan menambahkan program program baru ini para publisher lebih terbantu untuk melakukan promotion serta meningkatkan pendapatannya,” pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Capai Rp 9 Triliun, Iklan Digital Indonesia Terbesar Kedua di ASEAN

Iklan digital Indonesia ternyata yang terbesar nomor dua di Asia Tenggara. Menurut laporan Integral Ad Science (IAS), pengeluaran untuk iklan digital di Indonesia akan mencapai USD 639 juta atau Rp 9 triliun (USD 1 = Rp 14.214) pada 2019.

Akan tetapi, pengeluaran iklan digital itu terancam oleh kehadiran sampah digital berupa penipuan iklan (ad fraud), yakni ketika iklan mereka malah muncul di situs abal-abal.

Situs demikian sengaja dirancang dengan menampilkan pengunjung atau engagement palsu agar pemilknya mendulang untung lewat iklan digital.

Otomatis pihak perusahaan atau brand menjadi rugi. Pasalnya, iklan milik perusahaan tak akan mencapai target meski uang iklan sudah digelontorkan.

"Itu menjadikan pasar khawatir untuk berinvestasi secara digital," ujar Laura Quigley, Managing Director IAS di Asia Tenggara pada Kamis (8/8/2019) di Jakarta.

Laura berkata hanya 43 persen dari pasar yang menyadari adanya ad fraud. Kerugian iklan digitalIndonesia tahun ini mencapai USD 120 juta (Rp 1,7 triliun).

3 dari 3 halaman

Dilakukan Dua Cara

Pembelian iklan sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara programmatic (otomatis ke situs-situs melalui software) dan publisher direct (pihak perusahaan langsung mengurus dengan situs tujuan). Iklan secara programmatic itulah yang membawa potensi ad fraud.

Masalah lain dari programmatic adalah brand safety. Itu terjadi ketika iklan perusahaan muncul di situs-situs bermuatan negatif atau tidak cocok dengan target situs tersebut. Misalnya, iklan susu bayi muncul di situs dewasa.

Meski ada risiko di iklan secara programmatic, Laura masih menyarankan menggunakan metode itu. Syaratnya lakukan lewat publisher iklan yang terpercaya. "Saya menyarankan dua-duanya dilakukan, karena ada publisher yang juga menyediakan programmatic," jelas Laura.