Sukses

Pembangkit Listrik Warisan Soekarno Jadi Pemasok Listrik Baru MRT

PLN menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan sebagai pemasok baru listrik MRT Jakarta

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menambah kehandalan pasokan listrik untuk moda tranportasi ‎Mass Rapid Transit (MRT). Pasokan tambahan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan.

Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan, PLTD Senayan merukan pembangkit bersejarah, beroperasi pada 1962 saat era kepemimpinan Presi‎den Soekarno. 

Pembangkit ini dahulunya dibuat untuk memperkuat pasokan listrik di Senayan guna mendukung pesta olahraga negara berkembang (Games of New Emerging Forces/Ganefo).‎

"PLTD historis dibangun saat pelaksanaan Asian Games pertama 1962," kata Haryanto, di PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

PLN telah melakukan peremajaan pada PLTD tersebut‎ dengan merubah mesin dan bangunan. Dengan begitu, kapasitas PLTD Senayan meningkat dari 16 Mega Watt (MW) menjadi 101 MW.

Peremajaan dilakukan selama 15 bulan sejak Juli 2018. Rencananya, pembangkit yang dibuat memakan biaya Rp 1 triliun tersebut akan beroperasi pada Oktober 2019.

"Mendukung MRT pembangkit lama kita bongkar, kita bangun baru lebih efisien 101MW untuk back emergency‎," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Dipasok Dua Pembangkit

Menurut Haryanto, dengan kapasitas dan mesin baru keberadaan PLTD Senayan akan diandalkan memperkuat kehandalan pasokan listrik MRT,. Saat ini moda transportasi massal tersebut dipasok dari dua sistem kelistrikan, yaitu Unit Pusat Pengatur Beban (UP2B) Gandul dan Gardu Induk Priok yang masik dalam sistem kelistrikan Jawa Bali.

PLTD Senayan akan menjadi pemasok listrik andalan untuk MRT, ketika dua sumber pasokan tersebut terkendala, seperti yang terjadi pada Minggu (4/8/2019).

"Saat listrik padam, MRT juga padam karena waktu itu semua suplai alternatif MRT ini dipasok dua sisi suplay dari Gandul dan Priok mati. Memang saat kejadian PLTD ini belum siap," jelas Haryanto.

Haryanto menjelaskan, pembangkit hanya dioperasikan saat kondisi pasokan utama listrik MRT terkendala. PLN memilih PLTD sebagai cadangan pemasokan listrik MRT karena pembangkit jenis tersebut bisa dengan cepat dioperasikan ketika terjadi kendala. Sehingga pengoperasian MRT bisa tetap berjalan meski listrik dari pasokan utama mati.

"Kita harapkan PLTD ini nggak kerja artinya Priok Gandul bekerja. Ini untuk darurat jika tidak ada pasokan lain untuk MRT itu," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Ramah Lingkungan

Meski berjenis PLTD, pembangkit tersebut ramah lingkungan sebab mampu menyerap solar dengan campuran 20 persen biodiesel (B20). Selain itu, pembangkit listrik ini lebih efisien ketimbang mesin diesel ‎yang digunakan PLTD lainnya.

"Mesin kita pilih sengaja PLTD karena pertimbangan percepatan, saat start dan kemudahan pengoperasian mesin ini sehinga tujuan utama bisa mem-back up," tandasnya.