Sukses

Jelang Idul Adha, Pertamina Tambah Pasokan 10 Juta Tabung LPG 3 Kg

Pertamina menyiapkan pasokan tambahan LPG 3 kg mencapai lebih dari 10 juta tabung atau naik sekitar 5,31 persen dari alokasi normal Agustus 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina menyiapkan pasokan tambahan LPG 3 kilogram (kg) mencapai lebih dari 10 juta tabung atau naik sekitar 5,31 persen dari alokasi normal Agustus 2019.

Penambahan pasokan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi pada momentum Idul Adha 1414 H.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan secara umum menjelang perayaan lebaran haji, terlihat adanya peningkatan konsumsi LPG di seluruh wilayah.

Oleh karena itu, Pertamina memastikan ketersediaan LPG khususnya LPG 3 Kg dalam kondisi aman agar masyarakat umunya dapat menikmati kebersamaan keluarga di hari raya Idul Adha tahun ini.

“Tentunya kebutuhan akan bahan bakar memasak ini diprediksi naik setiap tahunnya pada perayaan Idul Adha, kami telah siap melayani kebutuhan tersebut secara fakultatif menambah alokasi LPG di setiap daerah sesuai kebutuhan,”ujar Fajriyah.

Menurut Fajriyah, penambahan pasokan bervariasi di setiap wilayah. Beberapa daerah dilakukan penambahan alokasi mencapai 6 – 7 persen dibandingkan alokasi normal Agustus, di antaranya yaitu daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sumatera bagian Selatan dan Sulawesi.

“Agar ketersediaan LPG 3 kg mencukupi dan tepat sasaran, kami pun menghimbau masyarakat yang tergolong mampu dapat beralih menggunakan Bright Gas,”imbuhnya.

Fajriyah menambahkan, bagi masyarakat yang membeli Bright Gas selama periode 7-20 Agustus 2019, Pertamina menawarkan manfaat tambahan berupa produk tertentu secara gratis seperti minyak goreng, gula pasir dan sembako lainnya. Syaratnya, konsumen wajib menggunakan fasilitas pembayaran Link Aja di Indomaret tertentu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Pemerintah Kaji Penurunan Harga LPG

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan serapan subsidi Liqufied Petroleum Gas (LPG) mengalami penurunan sampai Oktober 2019. Hal ini terjadi seiring kondisi harga bahan baku berdasarkan patokan CP Aramco juga mengalami penurunan.‎

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan,‎ penggunaan subsidi LPG sepanjang 2019 mengalami penurunan. Dari Januari 2019 sampai Mei 2019 rata-rata penggunaan subsidi sekitar Rp 4 trilun per bulan. Sedangkan pada periode Juni sampai Juli 2019 menjadi sebesar Rp 3 triliun per bulan

"Januari sampai Mei itu agkanya Rp 19,2 triliun, Januari-Mei subsidi Rp 4 triliun per bulan rata rata. Juni- Juli Rp 3 triliun per bulan," kata Jonan, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Jonan melanjutkan, untuk subsidi LPG dari Agustus sampai September 2019 diperkirakan akan mengalami penurunan kembali. Hal ini disebabkan penurunan harga bahan baku LPG ‎yaitu propane dan butane berdasarkan acuan CP Aramco dari USD 500 perton menjadi USD 360 per ton.

"Perkiraan Agustus sampai Setember tercatat di bawah Rp 3 triliun per bulan, atau Rp 2,75 trilin per bulan (subsidi LPG). Karena LPG Aramco pada Juli harga propane di butane USD 360 saja. Ini turun banyak kalau tahun lalu USD 500 CP Aramco rata-rata," paparnya.

Menurut Jonan, perkiraan penurunan serapan subsidi LPG ini sudah didiskusikan dalam Rapat Terbatas (Ratas). Pemerintah pun masih menimbang penyesuaian harga jual LPG bersubsidi mengikuti kondisi harga patokan tersebut.

"Tadi diskusi di ratas, confuse mau sesuaikan apa tidak, turun separuh harganya," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Penyaluran Subsidi LPG di 2020 Bakal Gunakan Kartu

Pemerintah akan menerapkan penyaluran subsidi Liqufied Petroleum Gas (LPG) secara tertutup pada 2020, sebelumnya metode tersebut telah diuji coba Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, dalam pelaksaan penyaluran subsidi secara tertutup terjadi perubahan mekanisme penyaluran subsidi.

Nantinya subsidi tidak dimasukan langsung ke dalam harga LPG Kilo gram (Kg) seperti saat ini, tetapi diberikan langsung ke masyarakat yang berhak mendapatkan.

"Yang penting masyarakat (tetap) dapat uang subsidi," kata Djoko, di Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Djoko melanjutkan, subsidi yang diberikan ke masyarakat ‎berupa uang elektronik yang dimasukan ke dalam kartu. Kartu tersebut akan diisi saldo dengan besaran nominal yang telah ditentukan. Rencananya, penerapan perubahan mekanisme penyaluran subsidi ini akan dilakukan pada tahun depan.

"Subsidi tertutup kan itu. Pakai kartu kan. Insya Allah‎ (diterapkan tahun depan)," tuturnya.