Sukses

Harapan Dirut PLN di Iduladha: Kinerja PLN Membaik

Seminggu usai mati lampu massal di Pulau Jawa, PLN ikut menyumbang hewan kurban di Idul Adha tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Seminggu usai mati lampu massal di setengah Pulau Jawa, Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menyampaikan harapannya pada acara Idu Adha di Jakarta. Ia berharap agar listrik di Indonesia makin merata dinikmati seluruh rakyat Indonesia.

Acara kurban PLN diadakan di Eks Kantor Indonesia Power, Jakarta. Sripeni Inten hadir sejak pukul 8.30 WIB dan acara resmi dimulai setengah jam kemudian.

Sripeni Inten Cahyani menyaksikan langsung proses penyembelihan sebanyak 51 hewan kurban dari PLN dan PT Indonesia Power. Untuk diketahui, Sripeni menjabat sebagai pemimpin Indonesia Power sebelum menjadi orang nomor satu di PLN.

Sebanyak 51 hewan tersebut terdiri dari 26 ekor sapi dan 14 ekor kambing dari PT PLN (Persero), sedangkan dari Indonesia Power menyumbangkan sebanyak delapan ekor sapi dan tiga ekor kambing.

"Ini adalah simbol pengorbanan, yang diwujudkan dalam bentuk sapi dan kambing, semoga melalui Idul Adha ini kinerja PLN ke depan akan membaik," kata Sripeni Inten pada Minggu (11/8/2019) dalam pernyataan resmi PLN.

Setelah dipotong, nantinya daging-daging hewan kurban akan dikumpulkan di Kantor PLN Pusat untuk kemudian disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.

Ia juga berharap sebagai korporat, PLN dapat mengambil hikmah dari proses Idul Adha kali ini. Sripeni juga mengharapkan agar ratio elektrifikasi di Indonesia dapat segera tercapai.

Sripeni sebetulnya baru dua hari menjabat sebagai pemimpin PLN ketika petaka mati lampu melanda Pulau Jawa. Ia pun perlu menjelaskan langsung kepada Presiden Joko Widodo mengenai sebab kasus tersebut. Investigasi soal penyebab pemadaman juga masih berlanjut.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

PLN: Pasokan Listrik Saat Idul Adha Aman

Perayaan Idul Adha 1440 H, PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya turut mengawal pasokan listrik untuk kelancaran dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah bagi warga Jakarta dan sekitarnya.

Aset-aset jaringan yang memasok listrik ke lokasi yang dipantau secara khusus dipastikan dalam kondisi yang baik sehingga menjamin keandalan listriknya. Beberapa lokasi yang dipantau secara khusus pasokan listriknya antara lain Masjid Istiqlal dan 387 lokasi masjid lainnya, 14 kantor media, serta 27 rumah sakit di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Ikhsan Asaad, menuturkan bahwa perkiraan beban puncak listrik untuk wilayah Jakarta pada Hari Raya Idul Adha di siang hari yaitu 3.415 MW sedangkan malam hari yaitu 3.724 MW. Beban puncak ini berada di bawah daya mampu pasokan listrik ke Jakarta sehingga diharapkan suplai listrik ke Jakarta aman.

"Pasokan listrik cukup. Semoga umat muslim khususnya di Jakarta bisa beribadah dengan lebih khusyuk," tambah Ikhsan dalam keterangannya, Minggu (11/8/2019).

Selain itu, Ikhsan menegaskan, PLN UID Jakarta Raya juga tidak memberlakukan pekerjaan pemeliharaan yang menyebabkan padam pada tanggal 10 – 12 Agustus 2019 dalam rangka perayaan Idul Adha 1440 H kecuali jika ada penanggulangan gangguan dan kondisi khusus lainnya.

Saat ini, PLN UID Jakarta Raya juga menyiagakan 701 personil yang dilengkapi dengan 59 Uninterruptible Power Supply (UPS), 68 Unit Trafo Bergerak (UTB), 5 Unit Kabel Bergerak (UKB), 2 unit HIAB Truck Crane, serta 8 unit Mobil Deteksi.

3 dari 3 halaman

PLN Harus Tingkatkan Kualitas Keandalan Listrik

Chairman Persatuan Insinyur Profesional Indonesia (PIPI), Raswari mengapresiasi upaya PLN dalam mengatasi gangguan kelistrikan pada Minggu (4/8/2019. Pasalnya, menurut dia tidak mudah untuk melakukan pemulihan pasca pemadaman listrik yang terjadi pada akhir pekan tersebut.

“PLN mampu memulihkan 6 turbin dalam 6 jam itu luar biasa,” ujar Raswari di Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2019.

Namun demikian, Raswari memberikan saran perbaikan demi mencegah kondisi serupa terulang di masa depan. Pertama, PLN wajib menginspeksi mendetil seluruh peralatan teknik, terutama yang vital dan sensitif.

Hal ini penting untuk memastikan pemenuhan terhadap standard ISO terkait keandalan kualitasnya, agar tidak terjadi kegagalan saat dioperasikan. 

Kedua, peningkatan kualitas manajemen reporting karyawan PLN. Menurut Raswari, kemampuan karyawan dalam melakukan reporting harian, mingguan, bulanan dan progress report sangat vital.

Karena dari laporan tersebut tersebut perusahaan mampu melakukan langkah-langkah antisipasi pencegahan malfungsi operasional maupun menginvestigasi secara cepat saat terjadinya sebuah peristiwa.

“Report ini kelihatan sepele tapi vital. Perusahaan sekaliber PLN, Pertamina, PGN, wajib melatih karyawan dengan kemampuan penulisan reporting berstandar internasional. Hal ini penting untuk menganalisis prosedur pelaporan, apa yang dilaporkan, bagaimana melaporkan, siapa yang melaporkan, siapa yang mengotorisasi sebuah prosedur saat terjadi peristiwa. Jadi bisa diketahui alur peristiwa ketika terjadi kondisi genting,” jelas Raswari.