Sukses

Menko Luhut Ingin RI Curi Peluang Relokasi Pabrik Asal China

Menurut Menko Luhut, relokasi industri China harus masuk ke Indonesia, bukan ke negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.

Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang yang tak kunjung usai antara Amerika Serikat dan China membuat beberapa industri negeri tirai bambu akan melakukan relokasi pabrik ke negara lain. Hal itu guna menghindari pengenaan tarif bea masuk impor yang cukup tinggi oleh AS terhadap barang asal China.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Indonesia tidak boleh kehilangan kesempatan emas tersebut. Relokasi industri China harus masuk ke Indonesia, jangan sampai ke negara tetangga.

"Relokasi jangan sampai dari China ke Vietnam atau Thailand, enggak ke kita," kata dia, saat menjadi pembicara dalam acara Indonesianisme Summit 2019, di JCC, Jakarta, Selasa (13/8).

Oleh karena itu, dia mengatakan Indonesia harus segera membuat aturan-aturan yang memudahkan relokasi pabrik asal China masuk ke RI.

"Makanya kita menyesuaikan aturan-aturan seperti negara lain," ujarnya

Beberapa industri yang telah menyatakan diri akan relokasi diantaranya, industri handphone, komputer, mobil hingga mebel atau furniture.

Menko Luhut mengungkapkan, beberapa pengusaha telah menyatakan dirinya akan melakukan relokasi pabrik ke Indonesia. Namun dia mengaku belum mengetahui persis jumlah pabrik yang akan direlokasi.

"Sudah ada mereka yang mau relokasi sudah banyak. Saya belum angka tapi cukup banyak," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Dampak Perang Dagang, China Relokasi Pabrik ke RI

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membawa dampak positif bagi Indonesia.

"Trade war itu buat kita sebenarnya menguntungkan," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Keuntungan tersebut, terlihat dari perusahaan China yang merelokasi usahanya ke Indonesia. Tercatat beberapa industri yang berpindah dari China dan berinvestasi di Indonesia. 

"Kita bisa melihat relokasi dari Taipe, misalnya itu misalnya petrochemical, mereka merelokasi di Gresik USD 6,49 miliar. Kita berharap itu segera di-groundbreaking. Kita terima," kata dia. 

Selain itu, investor Cina dan Prancis tertarik membangun pabrik baterai lithium di Halmahera Utara, Maluku Utara.

"Kemudian ada dari Prancis dan Tiongkok di Halmahera Utara itu USD 10 miliar. Sudah groundbreaking," lanjut Luhut.

"Lithium Battery, di Morowali itu USD 4,3 miliar. Nanti tanggal 11 bulan Januari di groundbreaking," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Jokowi Petakan Peluang RI dalam Perang Dagang AS-China

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha dan pemimpin perusahaan tidak khawatir terkait adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Situasi seperti ini justru harus dilihat sebagai peluang untuk mendorong pengembangan bisnis di dalam negeri dan meningkatkan kinerja ekspor.

"Bagaimana kita sebagai CEO hadapi kondisi global? Pertama jangan lupa dan tidak takut dalam kesempitan selalu ada kesempatan. Dalam kesempitan ada peluang. Biasanya CEO seperti ini. Saya paham berpikir para CEO, saya senang berpikir seperti itu. Dalam perang dagang terbuka peluang. Ini harus kita manfaatkan," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (27/11/2018).

‎Peluang yang harus ditangkap oleh Indonesia, lanjut Jokowi, yaitu relokasi pabrik asal AS atau China ke negara-negara kawasan Asia. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia. 

"Dan dugaan saya terjadi. Peluangnya apa? Saya peroleh banyak laporan menteri dan dibisiki pengusaha banyak minat beberapa pabrik yanag mereka ingin pindah ke negara Asia, termasuk Indonesia, agar terhindar dari tarif impor mitra perang dagang. Dari China ada yg ingin berbondong-bondong ke Asia, Indonesia," kata dia.

Selain itu, juga peluang untuk meningkatkan ekspor untuk mengisi perdagangan komoditas yang masuk dalam perang dagang antara AS dan China.

"Ada juga peluang bagi kita ekspor mengisi potensi pasar mereka. Dulu diisi ekspor dari China, tapi karena ekspor enggak mau diisi mitra perang dagangnya kita bisa isi. Baik potensi perkuat industri kita atau tingkatkan ekspor kita. Tinggal kita bisa ambil peluang ini atau tidak," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta para pengusaha dan pimpinan perusahaan untuk lebih jeli dan memanfaatkan peluang tersebut. Jika tidak, maka Indonesia hanya akan jadi penonton dan tidak mendapatkan apa-apa.

"Jadi tolong juga telusuri peluang apa kira-kira semakin terbuka lebar untuk kita ambil. Mungkin sebelum perang dagang enggak pernah kita pikirkan kemudian ini terbuka peluang ada. Pemerintah dukung dalam memanfaatkan peluang yang ada. Di tengah kisruh global. Jangan lengah, kehilangan fokus, harus fokus lada peluang yang ada di depan kita," tandas dia.Â