Liputan6.com, Jakarta - PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang saat ini membawahi Esemka, tengah mempersiapkan produksi massalnya. Bahkan, untuk mendukung proses produksinya tersebut, PT SMK telah resmi menandatangani letter of intens (LOI) dengan beberapa perusahaan komponen dalam negeri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, produsen mobil yang berbasis di Jawa Tengah tersebut memang akan berproduksi. Menurut dia, pada tahap awal pabrikan akan memproduksi sekitar 6.000 unit mobil. Namun, di tidak menyebutkan kapan tepatnya produksi dilakukan.
Advertisement
Baca Juga
"Tapi kalau kita lihat Esemka rencana produksinya kira-kira tahap awal 6.000 unit dan itu model yang tahap awal ada pickup dan yang lain," kata dia, saat ditemui, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (14/8).
Dia pun menegaskan, pemerintah akan mendukung perkembangan industri otomotif dalam negeri. Dukungan yang diberikan berupa penciptaan ekosistem yang kondusif bagi industri otomotif.
"Kalau otomotif itu kita bicara ekosistem industri. Jadi siapa pun bisa memproduksi otomotif," tegasnya.
Salah satu langkah yang dibuat pemerintah, misalnya dengan mendekatkan para produsen mobil dengan industri pendukung, yakni industri komponen.
"Kemarin ada pameran komponen untuk industri otomotif dimana pameran komponen industri otomotif akan dipakai salah satunya oleh industri yang kemarin Esemka," tandasnya.  Â
Â
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dibuat di Indonesia, Esemka Enggan Disebut Mobil Nasional
Sejak pertama kali muncul dan digunakan Walikota Solo saat itu, yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, merek Esemka sudah digadang-gadang sebagai mobil nasional (mobnas). Namun, seiring berjalannya waktu, kendaraan yang dikembangkan oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini belum diketahui pasti nasibnya, baik produksinya dan juga model yang bakal dijual.
Namun, hari ini (13/8/2019), merek yang kini berada di bawah PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) ini telah resmi menandatangani letter of intens dengan beberapa perusahaan komponen dalam negeri di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Dijelaskan Presiden Direktur PT SMK, Eddy Wirajaya, dengan adanya kesepakatan ini, kami mengundang perusahaan komponen untuk menawarkan produknya, dan apakah ada yang cocok dengan produk yang bakal diproduksi di Boyolali, Jawa Tengah ini.
"Saat ini kami tetap on progress, menyiapkan fasilitas (perakitan), dan tipe kendaraannya," jelas Eddy di sela-sela pameran komponen otomotif dalam negeri di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan.
Advertisement
Ogah Disebut Mobnas
Lanjut Eddy, saat ditanya Esemka yang dibandingkan dengan mobil nasional (mobnas) dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Vietnam, pihaknya masih enggan produknya ini disebut sebagai mobnas.
"Kami bukan mobil nasional, hanya mobil yang diproduksi di Indonesia. Jadi, jangan salah persepsi, karena pengertian mobil nasional itu luas," tegasnya.
Sementara itu, saat ini pihaknya akan berkonsentrasi ke model pikap, yang disebut Bima. Model ini, nantinya akan diluncurkan dalam beberapa tipe, dan dibedakan antara kapasitas mesin dan size mobilnya.
"Kenapa pikap? Karena itu bagian dari strategi kita sebagai manajemen. Kami ingin bagaimana menyeimbangkan daerah terpinggirkan, dan mulai dari situ," tambahnya.Â