Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu membuat survei yang menunjukan adanya penurunan penjualan properti, dimana salah satu faktor penyebabnya adalah suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang terbilang cukup tinggi.
Sebaliknya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN justru mengemukakan bahwa sektor perbankan saat ini tengah ramai menurunkan suku bunga KPR.
Plt Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu mengatakan, suku bunga KPR yang diambil pihaknya mayoritas merupakan suku bunga bersubsidi dengan besaran 5 persen.
Advertisement
"Kalau KPR subsidi kan dari dulu bunganya sama, dibebankan hanya 5 persen sesuai dengan PP dari PUPR. Itu enggak bisa dirubah. Yang subsidi ke banknya yang berubah. Tapi itu kan enggak ada impact ke masyarakat," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Baca Juga
Sementara untuk suku bunga KPR non-subsidi, ia menyatakan, kebanyakan bank di Tanah Air dalam waktu dekat ini justru lebih banyak menurunkan suku bunga KPR sebagai bentuk promosi.
"Kalau yang non-subsidi, rasanya memang justru belakangan ini banyak sekali bunga-bunga promo, dimana itu memicu persaingan penurunan suku bunga KPR," ungkap dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Volume Penjualan Turun
Adapun menurut catatan BI, volume penjualan properti residensial di kuartal II 2019 mengalami kontraksi minus 15,9 persen. Pencapaian itu lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, yang sebesar 23,77 persen.
Lebih lanjut, Nixon mengutarakan, beberapa bank biasanya kerap menaikan suku bunga KPR bila masa promo bunganya berakhir. "Yang masalah memang kalau masa promo bunganya berakhir. Itu memang kadang-kadang naiknya cukup lumayan di beberapa bank," sambungnya.
Begitu juga BTN, ia menyebutkan, dimana suku bunga KPR non-subsidi yang ditawarkan bisa naik mencapai double digit bila masa promosi telah usai.
"Kalau yang subsidi kan 5 persen ke nasabah, yang non-subsidi kalau dipakai bunga promo bisa 8-9 persen. Rasanya udah single digit ya. Memang ketika masa promonya lewat bisa di atas 10 persen, sekitar 11 (persen)," tukasnya.
Advertisement
Kuota KPR Subsidi 17 Bank Bakal Dipotong
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal memangkas kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dalam bentuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang diberikan kepada 17 bank pelaksana. Pemotongan tersebut dilakukan karena 17 bank tersebut penyalurannya masih rendah.
Plt Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR Monhilal mengatakan, KPR FLPP disalurkan oleh 39 bank pelaksana. Bantuan FLPP kini disebutnya masih tersedia sekitar 30 persen untuk disalurkan.
"Realisasi FLPP sudah 70 persen. FLPP itu kan ikat kontrak dengan 39 bank," jelas dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Dari 39 bank tersebut, ia menyebutkan, penyaluran dari 17 bank masih di bawah 50 persen dari kuota yang ditetapkan. Sebagai ganjaran, tambahnya, kuota dari 17 bank tersebut akan dipangkas.
"Yang penyaluran di bawah 50 persen kita kurang kuotanya. Kalau dibiarkan malah enggak keserap, susah kita. Ada sekitar 17 bank yang akan dikurangi, sebagian besar bank daerah," paparnya.
"Kita nego mau dikurangi berapa. Kita diskusikan masih sabggup berapa. Kalau triwulan tiga masih tidak perform langsung, kita kurangi sepihak tanpa nego," dia menambahkan.
Nantinya, ia melanjutkan, jatah kuota dari 17 bank itu bakal dialihkan kepada bank yang penyaluran KPR subsidinya tinggi, seperti BTN dan BTN Syariah. Monhilal menyampaikan, kuota penyaluran kedua bank tersebut sudah habis.
"Jadi memang kita harap nanti bank yang habis kita berikan ke yang lebih signifikan dan sudah habis (kuotanya), itu BTN dan BTN Syariah. Alasan orang di BTN karena itu kan core-nya. Terus dari sebelum kita lahir juga BTN sudah jadi penyalur rumah, jadi sudah identik sekali," tuturnya.