Sukses

Buntut Kerusuhan Papua, BNI Tutup Sebagian Kantor Cabang

BNI terpaksa menutup sebagian kantor cabangnya yang berlokasi di Manokwari, Papua akibat kerusuhan yang terjadi Senin (19/8/2019), kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terpaksa menutup sebagian kantor cabangnya yang berlokasi di Manokwari, Papua. Hal ini imbas dari kerusuhan yang terjadi sejak pagi hari kemarin.

Direktur Manajemen Risiko BNI, Bob Tyasika Ananta mengungkapkan berdasarkan laporan yang dia terima pukul 10.47 WIB hari ini beberapa kantor cabang bahkan sudah dijaga oleh Marinir.

"Semua outlet di kantor cabang Manokwari kecuali Kaimana dan Wamena beroperasi, berarti yang kecuali (tutup) cuma dua, yang lainnya beroperasi," kata dia saat ditemui di Gedung Perbanas, Jakarta, Selasa (20/8).

Sementara itu, kantor cabang di area Sorong hampir semuanya tutup. Yang tetap beroperasi di wilayah tersebut hanya KC Sorong.

"Area Sorong hanya KC sorong yang buka, yang lainnya sementara tutup karena akan ada demo damai besar-besaran," ujarnya.

Dia mengatakan, penutupan outlet dimaksud sudah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator.

"Pada saat kalau kemudian ada semacam hal begitu memang pertama secara istilahnya bisnis continuity manajemen kita yang diselamatkan itu adalah orang atau jiwa, kemudian yang kedua adalah operation baru kemudian yang ketiga adalah aset," ujarnya.

Dia juga menjelaskan penutupan KC BNI sudah diinformasikan kepada nasabah sesuai dengan prosedur yang ada.

"Ada cabang yang memang kemudian dengan terpaksa tidak beroperasi tetapi kemudian kita alihkan, kita informasikan kepada nasabah oke kemudian layanan dialihkan kemana. Nah itu kemudian kira-kira kemudian yang kita lakukan," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Lewat Simpanan Pemuda, BNI Ajak Milenial Gemar Berinvestasi

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ikut serta meramaikan program SiMUDA (Simpanan Pemuda dan Mahasiswa) RumahKu dan SiMUDA InvestasiKu yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sederhana, tujuannya ialah untuk menularkan semangat menabung dan berpikir cerdas pada anak-anak muda bahwa masa depan dan masa tua bisa direncanakan sejak awal.

Setoran bulanannya pun disesuaikan dengan kantong anak muda, yaitu mulai Rp 50.000. Agar tidak ribet, saldo BNI SiMuda Rumahku akan terisi otomatis, karena BNI akan menarik langsung dari rekening tabungan (Taplus Muda atau Taplus).

BNI SiMuda Rumahku disiapkan untuk jangka waktu 1 hingga 18 tahun, dan dapat digunakan untuk DP rumah, berlibur, ibadah, sekolah, bahkan biaya resepsi pernikahan.

Setelah memiliki SIMUDA RumahKu, milenial juga bisa mulai berinvestasi melalui SiMUDA InvestasiKu yang mendapat dukungan penuh dari BNI Asset Management (BNI AM).

Produk investasi tersebut memiliki fitur investasi Reksa Dana BNI AM 30 (BNI 30) dengan jenis reksa dana indeks saham. BNI 30 itu mudah dimonitor serta transparan.

"Para milenial juga akan dibantu oleh tenaga ahli Pasar Modal dari BNI AM. Pembelian awalnya sangat murah yaitu hanya Rp 100 ribu serta proses pengelolaannya aman karena berada di bawah pengawasan OJK," tutur Direktur Keuangan BNI, Eko Cahyo Anggoro di Jakarta, seperti ditulis Rabu (31/7/2019).

Adapun kedua produk unggulan BNI ini turut ditawarkan kepada publik pada acara AKSiMUDA 2019 yang digelar di Jakarta, Selasa 30 Juli 2019 dan digagas oleh OJK.

"Produk SiMUDA atau Simpanan Pemuda dan Mahasiswa RumahKu dan SiMUDA InvestasiKu ini kami siapkan sebagai sarana bagi para milenial untuk mulai berinvestasi sejak usia muda tanpa membebani keuangan mereka,” ujar Anggoro.

Sebagai informasi saja, Minat anak-anak muda untuk memiliki produk-produk BNI yang ramah bagi kantung mereka pun sudah mulai tumbuh. Terbukti sejak diluncurkan pada akhir tahun 2018, BNI SiMUDA RumahKu dan SiMUDA InvestasiKu telah dimiliki oleh sekitar 1.500 pemuda.

3 dari 3 halaman

BNI Catat Untung Rp 7,63 Triliun di Semester I 2019

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meraup laba bersih sebesar Rp 7,63 triliun sepanjang Semester I 2019. Angka tersebut hanya tumbuh tipis yaitu 2,7 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 7,44 triliun.

Direktur Keuangan BNI, Anggoro Eko Cahyo, menyebutkan BNI juga mencatat pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 1 persen yoy, yaitu dari Rp 17,45 triliun pada Semester I 2018 menjadi Rp 17,61 triliun pada Semester I 2019.

"Dari keseluruhan pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih, Non Interest Income, dan terjaganya biaya operasional yang tumbuh 7 persen, BNI mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 7,63 triliun pada Semester I 2019 yang tumbuh sebesar 2,7 persen YOY, dari Rp 7,44 triliun pada Semester I 2018," kata dia, dalam acara Paparan Kinerja, di kantornya, Selasa (23/7/2019). 

Selain itu, BNI mencatat pertumbuhan Non Interest Income atau fee based income di mana pada Semester I 2019 tumbuh 11,6 persen secara year on year (yoy).

"Sebesar 96,5 persen Non Interest Income BNI ditopang oleh recurring fee yang mencatatkan pertumbuhan 16,6 persen yoy menjadi Rp 5,2 triliun. Pertumbuhan ini berkontribusi sebesar 21,6 persen terhadap total operating income BNI pada Semester I tahun 2019," ujarnya.