Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin menandatangani nota kesepahaman Program Double Degree Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara Dalam Mendukung Reformasi Birokrasi.
Program ini melibatkan LPDP, Universitas Indonesia, University of Melbourne, Victoria University Wellington, dan Universitas Hasanuddin.
Program ini dimaksudkan menambah profesionalitas PNS dalam menjalankan pemerintahan dan menambah 1 juta ASN profesional dalam lima tahun ke depan. Saat ini baru sekitar 10 persen ASN profesional atau unggul yang ada di pemerintahan.
Advertisement
"Itu harus 1 juta supaya 25 persen aparat negara itu bisa menjadi menjadi influencer atau menjadi pion, menjadi agent, untuk profesional yang lain," ujar Syafruddin di Jakarta, Rabu (21/9/2019).
Baca Juga
Menteri Syafrudddin menyebut kerja sama dengan negara maju juga karena negara-negata tersebut kerap merekrut lulusan unggul menjadi ASN mereka. Indonesia pun mengikuti hal itu agar tata pemerintahan tertinggal dengan perkembangan internasional.
Ini pun mengingat separuh ASN Indonesia masih belum punya gelar sarjana dan itu butuh perkembangan pendidikan. Sementara, ASN yang sudah S1 bisa didorong menjadi S2.
"Yang kita launch administrasi pemerintah, kebijakan publik, e-government, administrasi sektor publik, dan di bidang ekonomi, karena tantangan di dunia adalah di bidang ekonomi," ujar Menteri PANRB.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tetap Ikuti Seleksi
Para ASN tetap harus mengikuti seleksi yang melibatkan LPDP. LPDP pun mendukung penuh program ini dan sudah menyiapkan alokasi anggaran, meski enggan merincinya.
Pihak Universitas Melbourne turut menyambut positif kerja sama ini. Hubungan Indonesia dan Australia pun diharapkan bisa terus terjaga.
"Kami sangat gembira untuk memperkuat ASN Indonesia dan agar mempelajari dan menguntungkan satu negara dan negara lainnya," ucap Russell Goulbourne, Dekan Fakultas Seni Universitas Melbourne.
Advertisement
Menteri PANRB Gencarkan Pembangunan ASN Berkualitas
Kementerian PANRB menyelenggarakan Anugerah ASN Tahun 2019 dengan tema Talent Management Strategies for Retaining High Potential ASN. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring sosok aparatur negara yang layak menjadi panutan karena karya, kinerja, dedikasi dan pengabdian yang luar biasa sehingga berdampak pada perubahan di masyarakat.
Pemberian Anugerah ASN 2019 terbagi dalam tiga kategori yaitu pejabat pimpinan tinggi pratama teladan, PNS Inspiratif dan future leader.
"Kita akan lakukan evaluasi kinerja seluruh ASN dan di bulan November akan kita berikan penghargaan untuk tiga level yaitu pejabat high level atau pratama, yang kedua ASN inspiratif dan yang kedua bagi ASN milenial," kata Menteri Syafruddin di Jakarta, Rabu (21/9/2019).
Dia menjelaskan pembangunan SDM merupakan faktor utama dalam mendukung perkembangan kemajuan bangsa. Sehingga saat ini banyak negara di dunia yang tidak lagi mengandalkan sumber daya alam tetapi fokus pada pembangunan sumber daya manusia.
Terkait hal tersebut pemerintah melalui Kementerian PANRB melakukan perekrutan ASN untuk menjaring talenta-talenta terbaik bangsa agar dapat membawa perubahan.
"Kemarin kami telah melakukan perekrutan 182 ribu ASN terbaik dari 6 juta pendaftar yang ada. Mereka yang lulus merupakan ASN yang terbaik," ujar Menteri Syafruddin.
Dalam lima tahun mendatang pemerintah akan kembali melakukan perekrutan talenta-talenta terbaik bangsa untuk menjadi ASN. "Tahun ini kami kembali akan melakukan perekrutan seratus ribu ASN," ungkapnya.
Tujuannya agar para ASN yang merupakan talenta terbaik bangsa dapat memberikan perubahan baik terhadap kinerja pemerintahan maupun masyarakat dan swasta. Hal ini sejalan dengan fokus pemerintahan mendatang yaitu pada pembangunan sdm.
Tentu saja jika ingin Indonesia menjadi negara maju maka pembangunan sdm harus dilaksanakan tidak hanya pada ASN saja. Tetapi juga harus menyentuh seluruh elemen bangsa secara bersama dan berkesinambungan.
"Pembangunan sdm berkualitas juga penting bagi aparatur negara lainnya seperti TNI/Polri dan juga sektor privat atau swasta. Karena sumber daya manusia itu 82 persen berada pada sektor swasta," ucap Syafruddin.