Sukses

Tips Bagi Milenial untuk Atasi Masalah Keuangan

Biasanya milenial tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada di bawah tekanan finansial

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian dari Northwestern Mutual menunjukkan bahwa 78 persen generasi milenial merasakan tekanan dalam finansial untuk saat ini dan masa depan. Lebih dari seperempat, atau sekitar 28 persen merasakan banyak kecemasan finansial sehingga berdampak dari pekerjaan yang sedang dijalani.

Sedangkan jika masalah uang membuat Kamu kesulitan tidur dan memikirkannya terus-menerus, akan berdampak buruk juga dengan keuanganmu. Dengan kecemasan yang berlebih, bisa saja kamu malah mengambil keputusan yang salah. Seperti tidak sengaja menghabiskan uang.

Jadi, apa cara yang direkomendasi untuk mengatasinya?

Pertama, perhatikan ketika Kamu mengalami kecemasan finansial. Jika Kamu terus cemas, mungkin sudah waktunya untuk membuat kalender anggaran yang dapat memastikan Kamu memiliki cukup uang di rekening bank pada saat Kamu mengalami krisis finansial.

Kedua, jujur tentang keadaan keuangan dan ketahui langkah-langkah apa yang seharusnya diambil untuk mencapai jalur yang benar dan keuangan Kamu menjadi stabil kembali.

Hal-hal penting lainnya adalah membuat anggaran pengeluaran dan mengubah pola pikir uang Kamu ke arah yang lebih cerdas. Hal tersebut membantu meringankan sebagian besar kasus kecemasan keuangan.

Tetapi ketika Kamu tidak menemukan jalan lain tentang kecemasan krisis finansial, maka saat itulah saat yang tepat untuk mencari bantuan. Seperti mencari pinjaman dari orang lain dan biarkan orang-orang terdekatmu mengetahui kondisimu karena saat itulah Kamu pasti membutuhkan dukungan.

Jika memungkinkan, konsultasikan kepada profesional untuk membantu mengelola keuangan. Seperti membuat rencana ke depan dan memahami tekanan finansial Kamu.

 

Reporter: Chrismonica

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Wanita, Lakukan Ini Jika Ingin Mandiri Secara Finansial!

Mandiri secara finansial tidak hanya hak bagi seorang pria. Itu juga merupakan hak bagi wanita. Pengelolaan keuangan juga merupakan kemampuan yang penting baik bagi pria maupun wanita untuk dimiliki.

Pada tahun 2020 misalnya, wanita diharapkan dapat mengendalikan sebanyak USD 72 triliun atau 32 persen dari kekayaan global. Angka tersebut naik dari USD 51 triliun pada tahun 2015.

Melansir dari CNBC, studi menyebutkan bahwa wanita kerap kali kekurangan percaya diri, masih berinvestasi secara konservatif, hingga dipandang belum cukup banyak mengalokasikan dana untuk menabung. Selain itu, mereka terkadang juga dinilai belum memiliki pengetahuan yang baik untuk berinvestasi dibandingkan dengan pria.

Sama seperti halnya pria, wanita tentu membutuhkan panduan atau bimbingan untuk memaksimalkan pengelolaan keuangan mereka. Kunci bagi mereka adalah menemukan partner keuangan yang tepat yang mampu mengerti kebutuhan mereka serta respek pada tujuan dimana mereka melihat dirinya di masa depan dalam hal keuangan.

Sebagai contoh, wanita biasanya lebih terbuka dan juga tekun. Kualitas sifat ini dapat menuntun mereka untuk senantiasa terjaga memerhatikan kondisi finansial mereka masing-masing. Itu disebabkan, bagi wanita sendiri, investasi tidak hanya melulu soal uang.

Bagi mereka, investasi juga terkait bagaimana seseorang dapat berkontribusi untuk memberikan sesuatu. Entah itu melalui kegiatan sukarela atau pun donasi melalui uang. Wanita juga lebih hati-hati saat mengambil risiko, ini yang menjadikan mereka cocok dengan investasi tipikal jangka panjang atau berinvestasi secara konsisten.