Liputan6.com, Jakarta - Setiap perusahaan besar seperti Amazon, Facebook, FedEx, dan masih banyak lagi pasti merintis bisnis dari kecil, atau dalam istilahnya, perusahaan startup.
Setelah beberapa waktu berjuang di tengah persaingan bisnis yang ketat, barulah perusahaan berhasil mengaplikasikan strategi dengan tepat dalam sistem kerjanya yang dapat berkembang dan menjadi perusahaan raksasa seperti sekarang ini.
Advertisement
Baca Juga
Ternyata, pengaplikasian strategi yang dilakukan oleh perusahaan startup tak hanya berlaku di bidang bisnis saja, tapi bisa juga untuk memperbaiki kondisi finansial Anda.
Dengan menjadikan strategi bisnis milik perusahaan yang baru dirintis sebagai acuan dalam mengatur keuangan, Anda dapat meningkatkan taraf finansial ke arah yang lebih baik.
Penerapan strategi tersebut tentu harus Anda modifikasi sedikit menyelaraskan kebutuhan dari kondisi keuangan yang dimiliki.
Untuk itu, aplikasikan 3 cara perusahaan startup ini dalam usaha memperbaiki kondisi keuangan Anda, seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Memercayakan Hal Penting pada Orang yang Tepat
Merintis sebuah perusahaan pasti membutuhkan kinerja yang baik pada setiap divisi yang ada di dalamnya. Saat semua bidang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, perkembangan pada perusahaan startup pasti dapat berjalan dengan lancar dan terarah.
Saat ada kegiatan operasional yang tidak membutuhkan skill khusus, hampir semua perusahaan rintisan pasti akan menggunakan jasa pekerja outsourcing. Karena bersifat sementara, pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji karyawan outsourcing dapat tertekan.
Hal ini juga disampaikan oleh CEO dari Appcelerator, Jeff Haynie. Haynie berpendapat bahwa perusahaan yang masih merintis usaha akan melakukan outsourcing untuk membantu kinerja usaha. Alasannya bukan lain adalah untuk menekan pengeluaran perusahaan.
Beriringan dengan penjelasan tersebut, dalam mengatur keuangan, Anda dapat berdiskusi dengan pasangan mengenai tata cara pengelolaannya. Saat pasangan Anda dapat dengan lebih cermat dalam merencanakan anggaran keuangan, Anda dapat membiarkannya untuk mengatur finansial keluarga.Â
Dengan begitu, Anda dapat lebih fokus untuk bekerja atau menyelesaikan tugas lain yang ada dalam kehidupan berumah tangga. Jadi, pembagian tugas dalam rumah juga akan menjadi lebih jelas dan terkontrol.
2. Pilih Salah Satu Hal yang Jadi Fokus Utama
Dari sekian banyak perintis perusahaan sukses, mayoritas dari mereka meyakini bahwa bisnis yang terfokus pada satu layanan dengan lebih terencana memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi daripada yang berusaha membuat banyak layanan sekaligus.
Saran yang sama juga disampaikan oleh Co-founder PayPal, Peter Thiel. Thiel berpendapat bahwa bagi pengusaha pemula, bekerja keras dalam mengembangkan satu ide bisnis yang belum banyak tersedia di masyarakat jauh lebih baik ketimbang berusaha merambah banyak jenis bisnis sekaligus.
Dengan memahami dari strategi bisnis tersebut, Anda dapat mengaitkannya dengan kondisi finansial pribadi. Saat memiliki beberapa masalah finansial, memfokuskan diri untuk menyelesaikannya satu persatu akan lebih baik dilakukan daripada berusaha menuntaskannya sekaligus dalam satu waktu.
Tentunya, dalam melakukan hal ini, Anda perlu membuat tingkat prioritas penyelesaian masalah tersebut agar tidak ada masalah lain yang muncul saat problem keuangan tidak terselesaikan dengan segera. Sebagai contohnya adalah saat Anda memiliki beberapa utang atau kredit.
Bunga dari masing-masing tanggungan tersebut pastinya beragam. Dengan berfokus untuk melunasi utang dengan bunga paling tinggi terlebih dahulu, beban finansial yang Anda miliki tersebut tentu akan dapat segera dihilangkan.
Setelah utang tersebut telah tuntas dibayarkan sepenuhnya, Anda dapat beralih ke tanggungan lain dengan level prioritas dibawahnya. Dengan begitu, beban finansial Anda akan menjadi lebih ringan seiring dengan berjalannya waktu.
Advertisement
3. Melakukan Kesalahan Adalah Hal yang Wajar
Saat rencana yang dibuat tidak berjalan sesuai rencana, tidak ada salahnya bagi Anda untuk membenahinya dengan mencari jalan keluar yang lebih baik. Contoh ini bisa dilihat dari pengalaman Payal Kadakia, pendiri dari bisnis kebugaran, Classtivity, yang dilansir dari berbagai sumber.
Dengan menggunakan pembayaran per kelas, usaha Classtivity ternyata tidak berjalan dengan baik. Bahkan, dalam selang waktu dua tahun, layanan dari Kadakia jarang sekali dilirik oleh masyarakat.
Menyadari hal tersebut, Kadakia memutuskan untuk mengganti model bisnisnya menjadi sistem berlangganan dan mengubah namanya menjadi ClassPass. Hingga tahun 2017, ClassPass telah menjadi sebuah perusahaan raksasa dengan nilai bisnis sebesar USD 470 juta.
Berdasarkan uraian tersebut, hal yang dapat Anda pelajari adalah kesalahan merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Yang terpenting adalah, saat mengetahui bahwa rencana anggaran tidak berjalan dengan baik, Anda dapat segera mengatasinya dengan cara mengubahnya menjadi lebih baik.
Kesalahan memang hal yang seringkali dilakukan oleh manusia. Untuk itu, ubahlah cara berpikir Anda mengenai keuangan dan usahakan untuk dapat beradaptasi dengan cepat atas perubahan rencana yang telah dibuat.
Lakukan Strategi Bisnis dalam Perencanaan Keuangan Pribadi, Kenapa Enggak?
Menilik dari penjelasan di atas, menggunakan strategi bisnis bisa juga untuk memperbaiki kondisi keuangan Anda. Dengan memfokuskan diri buat mencapai satu tujuan finansial, bisa segera memperbaiki kesalahan yang dibuat, dan membagi tugas bersama pasangan dalam mengatur anggaran, kondisi finansial yang lebih baik tak ayal akan Anda dapatkan. Untuk itu, jangan ragu untuk mengaplikasikan 3 cara tersebut untuk memperbaiki kondisi finansial Anda.
Advertisement