Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan bahwa ekonomi syariah ke depan bisa menjadi arus baru dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Sebab dengan jumlah populasi dan penduduk muslim terbanyak, perkembangan ekonomi syariah akan semakin besar.
“Saya menyampaikan sedikit ilmu, tadi kita sudah menyimak pak Kyai potensi RI sangat besar, bahwa ekonomi syariah bisa menjadi arus baru perkembangan ekonomi ke depan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Perry membeberkan setidaknya ada beberapa kunci dalam mengembangkan ekonomi syariah sebagai potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah komitmen dan kebijakan pemerintah yang mendukung.
Kemudian selanjutnya adalah melalui sinergi program antar instusi pemerintahan. Terakhir tak kalah penting yakni bagiamana melakukan sinergi dengan kelembagaan swasta lewat asosiasi.
"Tiga hal itu harus menjadi pesan utama dari mutmakar ini dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah," kata orang nomor satu di BI tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kata Ma'ruf Amin
Sebelumnya, Wakil Presiden RI terpilih periode 2019-2024, Ma'ruf Amin mengatakan, ekonomi syariah sangat potensial menjadi variable penting terciptanya arus ekonomi di Indonesia. Hipotesis tersebut, setidaknya didasarkan atas beberapa hal seperti keniscahayaan middle income group.
Berkaca pada data Bappenas, kata Ma'ruf, pertumbuhan masyarakat berpendapatan menengah di Indonesia akan mendominasi perekonomian sampai 2040. Di mana sebagian besar mereka adalah umat islam. Sehingga dapat dikatakan kelas menengah muslim mengalami peningkatan.
"Itu menunjukan semakin besarnya kekuatan ekonomi islam di Indonesia. Saya optimis Indonesia akan menjadi pusat kebangkitan ekonomi islam," kata Ma'ruf yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat IAEI.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Sri Mulyani Akui Ekonomi Islam Indonesia Masih Tertinggal
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa Indonesia masih cukup tertinggal sebagai negara ekonomi islam terbaik di dunia. Bahkan Indonesia belum mampu masuk 10 besar Global Islamic Economy Index.
Padahal kata Sri Mulyani, Indonesia merupakan pemain terbesar dalam sektor ekonomi Islam. Sayangnya, kelebihan tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong perekonomian negara.
"Di dalam ekonomi islam, indeks dihitung berdasarkan indikator lain yakni industri berbasis syariah. Dalam sektor itu, kita harus akui Indonesia masih sangat tertinggal," ujar Ani di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Berdasarkan peta keseluruhan industri halal dunia, omzet yang dihasilkan setiap tahun mencapai USD 2,1 triliun. Dari total tersebut, Indonesia memegang angka cukup besar dan itu datang dari sektor makanan dan minuman halal yang mencapai USD 174 miliar. Namun dirinya menyayangkan, angka itu hanya datang dari satu pemain yakni Indofood.
Maka dari itu, Sri Mulyani menekankan seluruh pihak harus mulai duduk bersama membenahi ekosistem ekonomi Islam di Nusantara. Fondasi yang sudah terbangun harus semakin dikuatkan untuk menopang industri syariah ke depannya.
"Salah satu yang menjadi hambatan utama dalam pengembangan ekonomi Islam di Indonesia adalah minimnya sumber daya manusia di sektor tersebut. Jumlah penduduk kita banyak tapi kualitas kita belum sampai atas. Ini adalah cerminan secara umum. Maka dari itu kita perlu melakukan invstasi agar SDM kita unggul," tandasnya.