Liputan6.com, Phoenix - Seorang miliarder dermawan turun tangan mencari seorang marinir bernama Jess Conger (37) yang menghilang. Marinir tersebut disebut menderita gangguang stres paska-trauma (PTSD) dan depresi.
Miliarder Bill Pulte, CEO dari Pulte Capital, memutuskan membantu di Twitter dengan menawarkan uang USD 10 ribu atau Rp 142 juta (USD 1 = Rp 14.241) demi mencari tahu keberadaan sang marinir.
Advertisement
Baca Juga
"Saya menawarkan hadiah USD 10 ribu bagi orang yang menemukan Combat Veteran yang Hilang yaitu Jesse di dekat Lees Ferry, Arizona," ujar sang miliarder di akun Twitternya.
Dikutip Fox News, Selasa (27/8/2019), marinir itu meninggalkan kediamannya tanpa dompet dan tanda pengenal maupun telepon genggam. Pihak keluarga sempat mencarinya di hutan, tetapi ia diduga berada di Meksiko mengendarai 2015 Toyota Camry.
Organisasi Code of Vets yang bekerja demi veteran penderita PTSD menyebut kondisi ini adalah darurat. Veteran yang menderita PTSD pun rentan melakukan bunuh diri.
Miliarder Pulte sendiri sudah sering menyumbang uang demi membantu orang lain. Awal Agustus lalu, dia pernah memberikan USD 100 (Rp 1,4 juta) ketika melihat orang yang ban mobilnya bocor.
Pulte adalah cucu dari miliarder real estate William Pulte. Pada tahun 2014 ia pernah masuk daftar Forbes 30 Under Under ketika usianya masih 25 tahun.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
3 Miliarder yang Hamburkan Harta demi Menolong Sesama
Ada anggapan di kalangan miliarder bahwa mereka perlu menyumbangkan hartanya karena memiliki lebih banyak uang dari yang mereka butuh. Ajaibnya, mereka tetap kaya raya meski banyak menyumbang.
Miliarder Bill Gates merupakan salah satu contohnya. Ia kerap menyumbangkan uang ke yayasan yang ia dirikan bersama sang istri tercinta.Â
Posisi Bill Gates pun merosot di daftar orang terkaya di dunia akibat kegemarannya menyumbang demi kemanusiaan. Kini, ia adalah orang terkaya nomor tiga di dunia.
Siapa lagi para miliarder yang hobi menyumbangkan uang sampai kekayaannya merosot? Berikut daftarnya:
Advertisement
1. J.K. Rowling
Penulis Harry Potter ini kehilangan status miliardernya pada tahun 2012 karena banyak menyumbang uang. Rowling memiliki yayasan bernama Lumos yang membela hak anak-anak terlantar.
Kedermawanan Rowling tak terlepas dari fakta bahwa ia masing ingat dulunya pernah hidup susah. Ia pun bertekad menyumbang uang dengan cara yang bijak untuk mengubah hidup orang banyak.
"Ketika Anda mendapat rezeki lebih banyak yang kamu butuhkan, saya pikir Anda memiliki tanggung jawab moral untuk berbuat hal bijaksana dengan uang itu dan menyumbangkannya dengan cerdas," jelas Rowling.
Berdasarkan laporan Forbes, tahun ini Rowling juga berhasil meraup USD 92 juta berkat drama panggung Harry Potter and the Cursed Child, serta seri film Fantastic Beasts.
2. Warren Buffett
Pada 1 Juli 2019, Warren Buffett baru saja menyumbang USD 3,6 miliar kepada berbagai yayasan, salah satunya milik Bill dan Melinda Gates.
Berdasarkan data Value Walk, Warren Buffett telah menyumbangkan 55,48 persen hartanya per tahun 2018. Posisi Buffett di daftar orang terkaya Forbes pun kerap merosot.
Warren Buffett juga punya cara unik dalam mencari uang untuk disumbangkan. Tiap tahun, ia "melelang" makan siang bersamanya kepada pihak yang berani membayar tertinggi.
Tahun ini, Warren Buffett berhasil menjual makan siang bersamanya seharga Rp 64 miliar. Seluruh uangnya disumbangkan ke yayasan favorit mendiang istrinya.
Advertisement
3. Bill Gates
Bill Gates selama bertahun-tahun menjadi orang terkaya di dunia berkat Microsoft. Ia kemudian digeser ke peringkat dua oleh CEO Amazon Jeff Bezos.
Ia pun sempat digeser ke peringkat oleh Bernard Arnault, pemimpin dari brand mewah LVMH yang merupakan induk Givenchy, Dior, Charles & Keith dan beragam brand global lain.
Fortune menyebut Bill Gates bisa saja menjadi orang terkaya di dunia, namun pria itu kerap menyumbangkan harta. Sejauh ini ia menyumbang hingga USD 35 miliar (Rp 487,9 triliun) ke Bill & Melinda Gates Foundation.
Yayasan itu fokus menyelesaikan berbagai permasalahan di sektor kesehatan, pertanian, pendidikan, kesetaraan gender, dan ekonomi.