Sukses

60 Persen Bahan Impor, Industri Galangan Kapal Indonesia Sulit Bersaing

Iperindo mengakui bahwa daya saing industri galangan kapal dalam negeri masih relatif rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Anita Puji Utami mengakui bahwa daya saing industri galangan kapal dalam negeri masih relatif rendah. Meskipun kemampuan dalam membangun kapal sudah memadai.

Penyebabny karena belum berkembangnya industri penunjang di Indonesia. Selain itu, impor bahan baku yang masih cukup tinggi juga menjadi penyebab.

Anita menyampaikan, dari total bahan baku, 60 persen diperoleh dengan impor. "Kami mengakui bahwa struktur industri galangan kapal nasional masih belum kuat karena belum didukung oleh industri penunjang dalam negeri dan ketergantungan akan impor bahan baku yang masih tinggi sehingga daya saing masih relatif rendah," jelas dia pada Rabu (28/8/2019).

Karena itu dia meminta pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian untuk mendorong pertumbuhan industri penunjang di dalam negeri.

"Saya kira ini yang harus didorong terus menerus bagaimana investasi industri penunjang di Indonesia semakin tinggi. Industri penunjang sangat bisa kita kuasai tergantung bagaimana komitmen dan kerja sama yang baik antara pengguna jasa dengan industri tersebut," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jangan Beli dari Luar

Selain itu, dia pun meminta Kementerian Perindustrian untuk mendorong pelaku usaha pelayaran maupun pemerintah daerah untuk membangun kapal di dalam negeri alias tidak membeli kapal dari luar.

"Salah satu yang kami usulkan perkembangan penggunaan kapal di Indonesia sudah mulai naik. Ini terbukti sudah adanya beberapa tender-tender kapal, walaupun pemerintah tidak cukup mempunyai anggaran untuk melakukan pembangunan kapal. Jadi harapan kami dari sektor industri swasta maupun pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan kapal," tandasnya.

Sebagai contoh, Iperindo memiliki 195 anggota. Jumlah tersebut terdiri dari industri galangan kapal sebanyak 116 anggota, industri penunjang dan juga bahan baku sebanyak 71 anggota, industri biroklasifikasi sebanyak 3 anggota, dan konsultan sebanyak 5 anggota.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com