Sukses

Banyak Pekerja Galangan Kapal yang Jadi Tukang Ojek

Jika industri tumbuh maka SDM yang sudah dilatih dapat diserap sehingga investasi pengembangan SDM benar-benar bermanfaat.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Anita Puji Utami menegaskan pentingnya dukungan kepada industri. Sebab investasi untuk pengembangan SDM bisa mubazir jika tumbuh kembang industri tidak didukung.

"Sekarang banyak investasi yang kami sampaikan mubazir kalau industri galangan kapal tidak akan maksimal. Banyaknya investasi SDM sekali lagi saya sering sampaikan, banyak galangan kapal yang sekarang SDM-nya beralih," kata dia, di Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Dia mengatakan, saat ini terjadi peralihan dari SDM di industri galangan kapal ke sektor bisnis lain. "Karena satu galangan kapal memiliki minimal SDM 500 orang sampai 10 ribu karyawan. Mereka lebih memilih menjadi Gojek dari pada menjadi welder (tukang las)," ungkapnya.

Padahal, ungkap Anita, biaya yang dikeluarkan industri untuk melatih para welder atau tukang las tidak sedikit. "Sayang sekali. Investasi SDM bisa sampai Rp 20 juta per orang. Coba kita hitung Rp 20 juta kali ribuan orang. Apa yang sudah dilakukan Pusdiklat Kementerian Perindustrian bisa jadi mubazir," ujarnya.

"Apa yang dilakukan teman-teman di Asosiasi Pengelasan dan sebagainya akan menjadi mubazir. Itu masih investasi SDM. Belum peralatan maupun yang lain," imbuhnya.

Karena itu, dia meminta dukungan pemerintah bagi industri galangan kapal. Sebab jika industri tumbuh maka SDM yang sudah dilatih dapat diserap sehingga investasi pengembangan SDM benar-benar bermanfaat.

"Kalau industri galangan kapal di dalam negeri tumbuh, otomatis semuanya akan bisa tumbuh. SDM akan bisa terpakai, industri penunjang akan tumbuh, para konsultan dalam negeri juga akan tumbuh," jelas Anita.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Struktur Industri

Dia pun mengakui, saat ini struktur industri galangan kapal masih belum kuat lantaran belum kuatnya sehingga industri penunjang. Selain itu daya saing industri tergolong lemah karena sekitar 60 persen bahan baku diperoleh dengan impor.

Namun, dia optimistis peluang industri galangan kapal untuk bertumbuh masih ada jika pemerintah memberikan dukungan. "Sekarang offshore juga tumbuh. Kami sudah sangat menerima banyak masukan akan pembangunan kapal offshore dalam rangka untuk mengembalikan sumurnya untuk mengaktifkan kembali sumur-sumur yang tua," paparnya.

"Kalau bisa merapat ke sana ini peluang yang sangat bagus untuk pengembangan industri kapal-kapal aluminium. Selain baja dan lainnya," tandasnya.