Sukses

Tim Peneliti UI Rilis Hasil Survei Dampak Agen BRILink Terhadap Inklusi dan Literasi Keuangan

Layanan branchless banking milik Bank BRI atau biasa disebut dengan Agen BRILink terbukti mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi, khususnya pilar pengabdian masyarakat, tim peneliti Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan survei terhadap nasabah BRILink. Survei ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana agen BRILink dapat mendukung percepatan inklusi keuangan dan juga bagaimana tingkat kepuasan nasabah saat ini terhadap Iayanan agen BRILink.

Tim Peneliti Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia antara lain Arief Wibisono Lubis, Ida Ayu Agung Faradynawati, dan Febrio Giring Tolangga.

Pada tahun 2017, data Financial Inclusion Index menunjukkan bahwa baru 48.9% dari jumlah populasi orang dewasa di Indonesia memiliki akun bank. Hal yang seringkali menjadi kendala adalah kesulitan masyarakat dalam menjangkau karena faktor lokasi.

BRI sebagai bank terbesar di Indonesia meluncurkan produk BRILink sebagai Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Hingga akhir Agustus 2019, BRILink telah memiliki 374.829 agen di seluruh Indonesia.

Menurut riset Microsave (2017) BRILink menguasai sekitar 51% pasar agen Laku Pandai di Indonesia. BRILink menyediakan Iayanan keuangan seperti setor, tarik, transfer, pembayaran, dan lainlainnya, serta keuangan digital berbasis ponsel untuk Iayanan mini ATM dengah mesin EDC dan smartphone.

Febrio Giring Tolangga, mengatakan survei dilaksanakan selama 7 hari (14-22 Agustus 2019) dan diikuti oleh 3.153 responden yang merupakan nasabah agen BRILink yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

"Dari aspek demografis, mayoritas responden berada di Pulau Iawa dengan usia rata-rata 36 tahun dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan lulus SMA. Responden pria dan wanita yang jumlahnya hampir seimbang didominasi oleh nasabah yang memiliki usaha sendiri terutama di sektor perdagangan. Rata-rata pengeluaran responden adalah Rp 2.909.710. per bulan," ujar Febrio Giring saat Konferensi Pers Hasil Riset Tentang Agen BRILink Bank BRI oleh Civitas Akademika Universitas Indonesia di Gedung MM FEB Universitas Indonesia Salemba Jakarta, Kamis (29/8).

Dari hasil survei, mayoritas responden menyatakan bahwa sebelum melalui Agen BRILink, mereka belum pernah menggunakan Iayanan keuangan untuk transaksi seperti pembayaran tagihan air, pencairan bantuan sosial non tunai, pembayaran BPIS Ketenagakerjaan, premi asuransi dan cicilan pinjaman.

"Jenis layanan agen BRlLink yang paling banyak digunakan adalah untuk transfer antar/sesama bank, namun untuk daerah luar jawa paling banyak digunakan untuk setor tunai," jelasnya.

Arief Wibisono Lubis, mengungkap ada tiga faktor yang membuat nasabah mau/bersedia menggunakan layanan BRILink.

"Lokasi yang dekat dengan rumah/tempat usaha nasabah, kenal baik dengan Agen BRILink dan juga karena kepercayaan mereka dengan reputasi BRl," ungkanya.

Tingkat Kepuasan Nasabah terhadap Agen BRILink

Dari hasil survei ditemukan bahwa sebagian besar responden aktif bertanya mengenai layanan keuangan kepada Agen BRILink. Oleh karenanya, agen BRILink sangat berperan selain dalam meningkatkan inklusi keuangan juga meningkatkan literasi keuangan.

Agen BRlLink menjadi agen informasi/narasumber bagi nasabah/masyarakat sekitar mengenai produk dan jasa keuangan serta memberikan saran bagi nasabah terkait kegiatan pemanfaatan dana nasabah dan Agen BRILink bertemu secara rutin untuk bertukar informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta potensi penipuan/kejahatan keuangan.

"Responden juga menilai bahwa jawaban agen BRILink dapat menyelesaikan permasalahan nasabah terkait jasa keuangan, skornya cukup tinggi (4,16/5)," ujarnya.

Dari aspek kepuasan, mayoritas responden menyatakan puas (skornya 4,30/5) terhadap pelayanan Agen BRILink terutama dari aspek keramahan agen, lokasi agen, dan pemahaman Agen BRILink akan produk dan jasa BRI secara keseluruhan. Nilainya rata-rata di atas 4 dari 5.

Lebih lanjut Arief Wibisono Lubis memaparkan Agen BRILink juga dinilai lebih baik dari layanan yang menawarkan transaksi sejenis terutama dalam hal pembayaran premi asuransi, pencairan bantuan sosial non tunai, dan pembayaran BPJS kesehatan.

"Lebih dari 90 persen responden menilai layanan BRILink lebih baik. Dengan tingkat kepuasan yang tinggi, mayoritas responden menyatakan sangat setuju untuk merekomendasikan Agen BRILink kepada orang lain," ujarnya.

Ketua Program Studi Magister Manajemen FEB UI, Rofikoh Rokhim, mengucapkan terima kasih kepada pihak BRI yang telah bersedia untuk menyediakan akses kepada nasabah Agen BRlLink untuk kegiatan survei. Hasil survei ini diharapkan dapat menambah kazanah temuan lapangan untuk dijadikan paper ilmiah dan menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Selain itu, hasil riset ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi BRI dalam memaksimalkan upaya untuk mendukung peningkatan inklusi keuangan di lndonesia salah satunya melalui Agen BRILink.

Bank BRI Optimis BRILink terus berkembang

Melihat hasil survei tim peneliti UI ini, Kepala Desk Jaringan BRILink Bank BRI, Agus Suprapto mengaku optimis produk layanan keuangan tanpa kantor, BRILink, masih akan tumbuh dan memiliki prospek bagus ditengah derasnya kemajuan teknologi saat ini.

"Ternyata masih ada lebih 50 persen masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan layanan keuangan. Melihat hal ini, tugas Bank BRI untuk peningkatan inklusi dan literasi keuangan masih terbuka lebar. Terutama untuk menjangkau masyarakat di tingkat daerah, pelosok, pulau-pulau, dan perbatasan," ujar Agus Suprapto.

"Saya optimis Agen BRILink akan berkembang, bahkan pada titik tertentu orang-orang yang punya gawai pun masih ada yang melalui Agen BRILink dengan alasan lokasi dekat, untuk silaturahmi dan lain sebaginya," tambah Agus Suprapto.

Hingga akhir tahun 2019, BRILink menargetkan jumlah agen BRILink mencapai 402 ribu agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka tersebut optimis dicapai karena hingga Agustus 2019, BRILink telah memiliki 374.829 agen.

Menurut Agus, BRILink fokus menempatkan agen BRILink di daerah-daerah yang masyarakatnya membutuhkan layanan keuangan namun belum terlayani oleh bank maupun lembaga keuangan lain. Sasarannya daerah padat penduduk, kawasan terpencil dan pasar-pasar yang sibuk. Namun, tak menutup kemungkinan kota-kota besar.

"Bayangan kita Agen BRILink itu hanya di kampung-kampung, tapi di Jakarta sendiri masih laku sekali para agen BRILink ini. Di Jakarta itu satu agen bisa melayani 300 transaksi per hari. Bahkan sekarang agen BRILink menjadi incaran para e-commerce. Karena ada nasabah yang cenderung melakukan pembayaran tidak melalui atm melainkan agen BRILink," tutur Agus.

Agus Suprapto menuturkan nilai transaksi atau uang beredar melalui agen BRIlink hingga bulan Juli 2019 mencapai Rp 390 triliun. Hingga akhir tahun 2019, Bank BRI menargetkan nilai transaksi agen BRILink sekitar Rp 600 triliun, dibandingkan pencapaian tahun lalu sekitar RP 512 triliun.

 

(*)