Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Sriwijaya Air dilaporkan mengalami kerusakan pada sayapnya saat hendak lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Batam.
Terkait hal ini, VP Corporate Secretary PT Sriwijaya Air Retri Maya membenarkan hal tersebut.
"Terkait beredarnya foto atau video yang memperlihatkan kerusakan bagian wing (sayap) pesawat Sriwijaya Air di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, bersama ini manajemen Sriwijaya Air membenarkan adanya kejadian tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (29/08/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kronologisnya, pesawat dengan nomor penerbangan SJ-032 ini hendak melakukan lepas landas. Namun, setelah diketahui ada kerusakan pada bagian sayap, penerbanganpun dibatalkan dan pesawat kembali ke area parkir.
Saat ini, pihak Sriwijaya bekerjasama dengan Garuda Maintenance Facility (GMF) untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait kerusakan ini.
"Keputusan pembatalan penerbangan sesaat setelah diketahui adanya kejadian ini merupakan komitmen perusahaan yang tetap mengedepankan Safety and Security," tutup Retri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sriwijaya Air: Belum Saatnya Harga Tiket Pesawat Turun
Rupanya maskapai medium service, Sriwijaya Air masih belum tertarik melakukan penurunan harga tiket untuk saat ini.
Sementara di sisi lain maskapai bertarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC) seperti Citilink dan Lion Air sudah melakukan penurunan harga tiket di waktu-waktu tertentu sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Joseph Tendean selaku Direktur Niaga Sriwijaya Air menjelaskan, perusahaan akan melakukan penurunan harga dengan melihat kondisi atau secara seasonal.
"Pada saat season kita agak turun, ya kita cari - cari cara gimana supaya pesawat kita bisa kita isi. Tetap ada strategi untuk nurunin harga untuk kita bisa mencapai target kita," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Kendati demikian dia memastikan perusahaan ke depannya akan melakukan penurunan harga tiket pada saat yang tepat.
Adapun besaran penurunan harga tiket didasarkan pada penghitungan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) yang sudah ditetapkan Kementerian Perhubungan selaku regulator.
"Harus mengacu pada TBA TBB, lebih ke bisa sampai 15 persen 20 persen (besaran penurunan harganya)," ujarnya.
Sedangkan alasan perusahaan tidak melakukan penurunan harga sekarang ini adalah sebab jumlah penumpang masih banyak. Sehingga dianggap bukan saat yang tepat untuk melakukan penurunan harga tiket.
Advertisement
Masih Banyak Penumpang
Meski musim libur anak sekolah sudah berakhir, dia mengungkapkan saat ini masih banyak orang yang melakukan perjalanan liburan. Diantaranya adalah orang-orang yang bepergian usai menghindari peak season libur anak sekolah.
"Yang sekarang masih banyak lah, istilahnya orang - orang yang masih harus balik. Ada orang yang liburannya agak telat gitu ya kan kemarin ada yang dia tidak mau airport penuh atau hotel juga kan mahal banget kemarin kan. Mungkin dia mau terbang, terbangnya sekarang," ujarnya.
Bulan-bulan ini, kata dia, masih terhitung sebagai shoulder season dalam kategori musim liburan. Sehingga penurunan harga tiket belum dilakukan oleh perusahaan.
"Jadi biasanya ada yang high season, low season, ada yang shoulder ada yang di tengah tengah. Ini kita sekarang masih di shoulder season jadi belum tepat juga kita mungkin (untuk menurunkan harga)," tutupnya.