Sukses

E-Commerce Bantu Pelaku Bisnis Dapatkan SDM yang Tepat

Indonesia membutuhkan kualitas SDM yang tepat, berkarakter kuat, serta menguasai keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2021. Guna merealisasikannya, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Kementerian/lembaga terkait mengembangkan E-commerce Roadmap dan berkolaborasi menyiapkan ekosistem lebih baik untuk kemajuan industri e-commerce lokal.

Memiliki misi untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis khususnya UMKM untuk mesuk ke ekosistem digital, Ralali.com melihat adanya kesempatan berkontribusi menghadirkan inovasi teknologi guna mendukung ekonomi digital. Pada akhir 2018 lalu, Ralali.com melahirkan on-demand platform bernama BIG Agent.

Founder dan CEO Ralali.com, Joseph Aditya mengatakan BIG Agent sudah berpikir lebih jauh, untuk membantu bisnis menjadi lebih mudah dengan memberdayakan dan menghubungkan SDM Indonesia melalui platform.

 

“BIG Agent adalah wujud komitmen kami untuk memperkuat ekosistem digital Ralali.com guna menciptakan konektivitas dan inklusivitas. Kolaborasi antara SDM (manusia) unggul dengan inovasi teknologi ini akan berdampak pada pengembangan bisnis yang lebih mudah. Kami ingin membawa platform ini sebagai wadah sumber daya manusia berbasis freelancer melek teknologi, yang mampu menghubungkan jutaan manusia, sehingga pemerataan akses untuk bisnis pun mudah didapat,” ungkap dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (30/8/2019)

Terkini, 300 ribu Sobat Agent (sebutan bagi pengguna BIG Agent) sudah tersebar di 25 provinsi se-Indonesia, dengan dominasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Padang dan Palembang. Yang menarik adalah bukan hanya mereka yang freelancer atau tidak memiliki pekerjaan yang bergabung menjadi Sobat Agent, namun juga karyawan, mahasiswa, pelajar bahkan ojek online, dengan dominasi rentang usia antara 21-25 tahun.

“Pelaku bisnis utamanya UMKM seringkali mengalami tantangan dalam mengembangkan bisnisnya. Keterbatasan biaya, keterbatasan waktu, keterbatasan relasi, belum lagi biaya upah SDM yang tidak sebanding dengan kualitas performa kerjanya. Dengan adanya BIG Agent, pelaku bisnis bisa memangkas jarak dan waktu, menyebarluaskan bisnis dan produknya kepada sasaran yang tepat dan membayar sesuai dengan performa. Kehadiran BIG Agent ini membedakan kami dengan e-commerce lainnya, kami mendefinisikan cara baru melakukan bisnis,” jelas Joseph.

Menurut dia, BIG Agent menjadi inovasi yang berdampak pada ekonomi digital Indonesia karena seluruh masyarakat bisa memiliki hak dan peluang yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya tanpa syarat yang sulit, hanya dengan menjalankan pekerjaan sesuai preferensi yang ada di platform BIG Agent.

Platform yang dekat dengan seluruh lapisan masyarakat ini menghubungkan pelaku bisnis dan pasarnya. Berdasarkan data Ralali.com, terdapat ratusan ribu pekerjaan yang ada pada platform BIGAgent, termasuk korporasi besar antara lain Unilever Food Solutions dan Sasa.

Ada tiga layanan pekerjaan yang diberikan BIG Agent bagi pelaku bisnis, yakni survei pasar (14,29 persen), promosi (74,52 persen) dan akuisisi (4,25 persen). Sistem kerja yang fleksibel memberi kesempatan besar bagi masyarakat seluruh kalangan untuk berkesempatan mengubah waktu luang menjadi uangdan menjadi mandiri dengan penghasilan tambahan.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ciptakan SDM yang Unggul

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), beberapa waktu lalu menekankan bahwa hal ini akan lebih cepat terwujud dengan adanya dorongan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, sejalan dengan nawacita SDM Unggul, Indonesia Maju.

“Persaingan dunia yang semakin ketat dan disrupsi di berbagai bidang, membutuhkan kualitas SDM yang tepat, berkarakter kuat, serta menguasai keterampilan dan menguasai ilmupengetahuan masa kini dan masa depan,” ujar Presiden Jokowi dalam Sidang Bersama DPD-DPR.

Jika membahas kualitas SDM di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 proporsi penduduk yang umurnya 15 tahun ke atas yang punya ijazah tinggi hanya 8,8 persen, SMA hanya 26,4 persen, SMP 21,2 persen, SD paling banyak yakni 43,7 persen.

Human Capital Index yang dikeluarkan World Bank tahun 2018 menunjukkan peringkat Indonesia yang masih rendah dengan skornyahanya 0,53. Fakta ini menunjukkan kualitas SDM yang dimiliki bangsa ini ternyata masih rendah, sedangkan dunia kini menghadapi era disrupsi 4.0 yang mempersyaratkan SDMunggul.

Di sisi lain, permasalahan yang dialami oleh pelaku bisnis bukan saja dari sisi ketenagakerjaan, termasuk kesulitan memasarkan produk sampai dengan permodalan bisnis.