Sukses

Ritel Mode Forever 21 Terancam Gulung Tikar

Pendiri ritel ini, Jin Sook dan Do Won Chang telah mengalami kesulitan dalam pembayaran utang.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu jaringan ritel model terkemuka Forever 21 terancam mengalami kebangkrutan.

Mengutip laman Business Insider, Jumat (30/08/2019), pendiri ritel ini, Jin Sook dan Do Won Chang telah mengalami kesulitan dalam pembayaran utang.

Mereka sedang melakukan negosiasi untuk mendapatkan dana tambahan dan bekerja sama dengan tim penasehat untuk merestrukturisasi utang. Namun, cara-cara yang dilakukan tak kunjung membuahkan hasil.

Akibatnya, Jin Sook dan Do Won Chang tidak lagi menyandang status miliarder. Menurut perhitungan Forbes, awalnya pasangan ini memiliki kekayaan total USD 5,9 miliar. Namun setelah pengajuan status bangkrut, kekayaan mereka terjun bebas USD 1,6 miliar (masing-masing USD 800 juta).

Pasangan ini mendirikan ritel ini di Los Angeles pada tahun 1984 setelah bermigrasi dari Korea Selatan.

Juni lalu, tim Business Insider mengunjungi Forever 21 dan pesaingnya, H&M. Terkuat, tata kelola toko H&M yang terang dan minimalis cenderung lebih banyak menarik pengunjung dibanding Forever 21.

Forever 21 juga dikabarkan sudah menutup toko utama mereka, termasuk di London dan China. Sebanyak 21 ritel Forever 21 di Amerika sudah mulai tutup.

2 dari 2 halaman

Perusahaan Ritel Ini Ajak Masyarakat Sadar akan Bahaya Plastik

Alfamart mengajak masyarakat untuk sadar bahaya penggunaan plastik sekali pakai terhadap lingkungan. Acara tersebut mengangkat judul "Bersihin Indonesia". Berlokasi di area Car Free Day (CFD) Thamrin Jakarta. Tidak hanya di Thamrin, acara juga diselenggarakan serentak di 15 kota lain.

Gerakan Bersihin Indonesia adalah rangkaian peringatan ulang tahun Alfamart ke-20 tahun. "Gerakan ini merupakan salah satu kegiatan Alfamart pada ulang tahun yang ke-20 melalui tema #20thAlfamartUntukIndonesia," jelas Nur Rachman Corporate Communication GM Alfamart dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (28/8/2019).

Aktivitas yang dilakukan meliputi memungut sampah plastik di area CFD, menukarkan kantong plastik yang dibawa saat CFD dengan tas belanja go green gratis, mengedukasi untuk mengurangi pemakaian kantong plastik.

Nur menjelaskan sengaja dilakukan di area CFD agar mendapatkan perhatian. "Sengaja dilakukan di CFD Thamrin supaya bisa mendapat perhatian dari masyarakat banyak sekaligus dan bisa kampanye langsung soal efek negatif dari kebiasaaan masyarakat yang akrab sekali terhadap plastik,” ungkap Nur Rachman.

Pawai musik turut hadir memeriahkan acara. Dengan menggunakan alat-alat bekas dan poster- poster ajakan untuk memulai hidup tanpa plastik sekai pakai.

Sekedar informasi, Alfamart tidak lagi memberikan kantong plastik secara gratis mulai 1 Maret lalu. Nur berharap dengan diadakannya acara ini dapat menyadarkan masyarakat.

"Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk peduli menjaga kelestarian lingkungan, dan semoga yang dilakukan Alfamart ini sedikit banyak bisa menyadarkan masyarakaat," tutup Nur Rachman.