Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) akan mengambil alih bisnis gas alam cair atau Liquified Petroleum Gas (LNG) PT Pertamina (Persero). Saat ini PGN tengah melakukan penjajakan untuk masa transisi.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, sebagai subholding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas bumi (migas), PGN akan mengambil alih peran Pertamina dalam bisnis LNG.
"Kami sudah jelaskan bahwa saat ini LNG pertamina sedang dalam proses ditransisikan ke PGN," kata Gigih, usai RUPSLB, di Jakarta, Jumat (30/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Gigih, dalam masa transisi bisnis LNG terebut, PGN melakukan pengolahan LNG terlebih dahulu dan mencarikan pasar untuk menjual LNG tersebut.
"Ada beberapa hal catatan bahwa saat ini kami lakukan kegiatan pengelolaannya dulu, sehingga LNG yang berkontrak dengan Pertamina kami bertugas carikan pasar, mencarikan proyek agar seluruh komoditas ini ke pelanggan yang butuhkan LNG," paparnya.
Gigih mengungkapkan, untuk kontrak jual beli gas masih dimenjadi wewenang Pertamina, namun saat ini sedang dilakukan kajian untuk peralihan kontak dari Pertamina sebagai induk holding BUMN migas.
"Kemudian perpindahkan kontrak masih dalam proses kajian dan sesuai dengan aturan berlaku saat ini," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PGN Siap Pasok Gas Ibu Kota Baru
Sebelumnya, ibu kota baru yang ditetapkan pemerintah yaitu Penajam dan Kutai Kartanegara Kalimantan Timur berdekatan dengan sumber gas bumi. Dengan begitu PT Perusahaan Gas Negara (PGN) selaku subholding BUMN Migas siap meyalurkan gas di wilayah tersebut.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengatakan, sebagai subholding migas PGN siap membangun infrastruktur gas untuk memenuhi kebutuhan gas di berbagai wilayah, termasuk ibu kota negara yang baru.
"Komitmen kami adalah terus mengembangkan berbagai infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi yang ramah lingkungan dan efisien," kata Rachmat, di Jakarta, pada Selasa 27 Agustus 2019.
BACA JUGA
Menurut Rachmat, sumber pasokan gas di Indonesia masih sangat besar. Diantaranya terletak di Kalimantan Timur yang berdekatan dengan ibu kota negara yang baru.
"Sumbernya masih sangat besar di dalam negeri, yaitu gas bumi ke berbagai daerah di Indonesia termasuk yang sumber pasoknya ada di sekitar wilayah ibu kota baru," tuturnya.
Terkait kebutuhan energi di ibu kota baru, PGN akan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan lain agar pemenuhan kebutuhan energi gas bumi dan energi lain dilaksanakan dengan perencanaan yang baik.
"Kami tentunya sangat mendukung rencana pemerintah, untuk terus memperluas pemanfaatan gas bumi sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian energi dan mewujudkan bauran energi gas bumi nasional sebesar 22 persen di tahun 2025," tandasnya.
Advertisement