Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) melesat 194 poin atau 48,99 persen pada pelepasan saham perdana pada Senin (2/9/2019). Harga saham pun naik menjadi Rp 590 per saham dari harga penawaran sebesar Rp 396 per saham.
PT Kencana Energi Lestari Tbk bergerak di sektor energi sekaligus perusahaan green energy pertama (tenaga air) yang mencatat saham di BEI. Perseroan adalah perusahan ke-33 yang melakukan pencatatan saham perdana tahun ini dan menambah target BEI dalam mengejar 57 perusahaan listing di 2019.
Â
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai perusahaan publik green energy yang sudah beroperasional di Indonesia yang pertama mencatatkan sahamnya di bursa efek kami sangat senang dalam mengembangkan dan memajukan energi ramah lingkungan di negeri tercinta kami "ujar Direktur Utama PT Kencana Energi Lestari Tbk Henry Maknawi di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat.
Perusahaan mengalami oversubscribed sebanyak 47 kali pada masa penawaran umum perdana. Besaran lembaran yang dilepas sebanyak 733.262.500 lembar saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Bersamaan dengan penawaran umum perdana saham, perusahaan juga mengasakan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation) sebanyak 1.262.600 lembar saham atau setara 0,17 persen dari jumlah saham yang ditawarkan.
Penjamin pelaksana emisi efek perseroan adalah PT Bahana Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT RHB Sekuritas Indonesia.
Fokus akhir tahun perusahaan adalah meraih net profit sebanyak USD 10 juta. Rencana ke depan perseroan akan meresmikan PLTA kedua di Bengkulu sebesar 21 MW dan membangun PLTA ketiga sebesar 10 MW di Tanah Toraja yang ditargetkan beroperasi di tahun 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BEI: Perusahaan Kecil yang Melantai di Bursa Efek Bakal Naik Kelas
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sebuah perusahaan berskala kecil-menengah yang tercatat sebagai emiten di Papan Akselerasi nantinya bisa promosi dan naik tingkat ke level yang lebih tinggi.
"Jika perusahaan masuk ke papan akselerasi, tidak selamanya dia di papan akselerasi. Bisa promosi. Once persyaratannya sudah memenuhi syarat masuk ke Papan Pengembangan atau Papan Utama, dia bisa promosi," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Sebagai informasi, BEI telah menetapkan aturan mengenai Papan Akselerasi melalui Peraturan I-V yang dikeluarkan pada 22 Juli 2019. Rencananya, lahan ini sudah mulai bisa berlaku efektif bagi para stakeholder di pasar modal nasional pada Kuartal IV 2019.
Nyoman melanjutkan, perusahaan dengan aset skala kecil atau menengah yang berminat mencatatkan diri di BEI juga sudah dapat melakukan proses pendaftaran pencatatan di Papan Akselerasi.
"Proses pencatatan secara umum tidak berbeda dengan proses pencatatan di Papan Utama maupun Papan Pengembangan, yaitu dengan melakukan pendaftaran ke OJK untuk penawaran umum dan permohonan pencatatan ke Bursa," tuturnya.
Dia juga menceritakan, small medium enterprise yang sudah masuk sebagai perusahaan tercatat di bursa saham nantinya memiliki kesempatan untuk dapat lebih mengembangkan bisnisnya, serta berpotensi membuka relasi kerjasama dengan perusahaan besar asing.
Oleh karenanya, ia berharap, perusahaan kecil dan menengah dapat terfasilitasi serta mampu untuk tumbuh berkembang setelah mencatatkan sahamnya di BEI dan mendapatkan pendanaan di pasar modal.
"Kita mengajak perusahaan kecil menengah naik level. Ini peningkatan kualitas," pungkas dia. Â
Advertisement
BEI Harap Banyak Perusahaan Manfaatkan Dana dari Pasar Modal
Otoritas bursa mengaku akan berupaya untuk ikut andil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusinya, salah satu dari perusahaan tercatat (emiten) di pasar modal.
Direktur Pengembangan PTÂ BEI, Hasan Fawzi menuturkan, bursa sebagai pendorong perekonomian nasional tetap fokus menjalankan program-program pemerintah. Misalnya saja, pasar modal signifikan berkontribusi untuk menaikkan defisit neraca dagang (current account deficit/CAD) yang hingga kini masih jadi tugas besar RI.
"Kita berharap makin banyak perusahaan-perusahaan yang manfaatkan sumber pendanaan di BEI sehingga mereka bisa mencukupkan modal untuk usaha ke depan disamping usaha untuk pengawasan publik," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (30/6/2019).Â
Hasan menuturkan, emiten turut membawa andil besar dalam perdagangan ekspor RI di mancanegara. Sebabnya, menurut dia, posisi ekspor RI sangat berpotensi dikerek lewat penambahan jumlah emiten di pasar modal.
"Bisa dilihat bahwa mayoritas sumber ekspor RI salah satunya dari perusahaan tercatat di BEI. Jadi memang kami harapkan ini dapat mendorong nilai tambah perdagangan ekspor mereka, sehingga bisa bantu kondisi posisi surplus perdagangan kita ataupun CAD," tegas dia.  Â