Sukses

PT Kencana Energi Lestari Bakal Bangun PLTM di Tanah Toraja

Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan memiliki kapasitas 10 MW.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kencana Energi Lestari (Tbk) berencana membangun pembangkit tenaga air yakni Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Sejauh ini, perseroan sudah punya satu PLTA berkapasitas 18 megawatt (mw) dan akan meresmikan PLTA kedua mereka di Bengkulu.

"PLTA kedua itu 21 megawatt yang akan segera akan segera operasional commisioning dalam waktu dekat ini di Bengkulu. Yang ketiga itu (PLTM) ada di Sulawesi, di Tanah Toraja, sebesar 10 mw. Mudah-mudahan tahun 2021 akan beroperasi juga yang satu ini," ujar Direktur Utama PT Kencana Energi Lestari Tbk Henry Maknawi pada Senin (2/9/2019) pada jumpa pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

PT Kencana Energi Lestari Tbk bergerak di sektor green energy, yakni pembangkit tenaga air dengan total kapasitas produksi 49 mw. Itu terdiri atas PLTA Pakkat di Sumatera Utara yang beroperasi sejak awal 2018 dengan kapasitas 18 mw dan PLTA Air Putih di Bengkulu yang sedang dalam proses comissioning memiliki kapasitas 21 mw.

Target net profit perseroan tahun ini adalah USD 10 juta. Pendapatan perseroan tercatat mengalami peningkatan pada tiga bulan pertama 2019 yakni sebesar USD 5,68 juta atau naik 3,37 persen dari periode sama di tahun lalu yakni USD 5,5 juta.

PT Kencana Energi Lestari juga memililki kontrak penyediaan listrik jangka panjang (Power Purchase Agreement) dengan PLN. Perseroan pun percaya target tahun ini tercapai mengingat sejauh ini tak ada masalah dari segi arus kas atau segi operasional lain.

"Selama ini tidak ada hambatan apa-apa semua tercapai dengan baik. Baik dari segi CF, control operasional cost, semua tercapai sesuai dengan rencana," ukar Direktur Keuangan PT Kencana Energi Lestari Tbk Giat Widjaja.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

30 Persen Listrik Jakarta Dipasok Pembangkit Ramah Lingkungan

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang memiliki peran penting dalam pasokan listrik Jakarta. Di sisi lain infrastruktur ini termasuk pembangkit listrik ramah lingkungan.

General Manager PJB UP MKR Rahmat Azwin mengemukakan bahwa PLTGU Muara Karang dikelola anak Perusahaan PLN yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB). PLTGU ini memiliki total kapasitas 1.600 Megawatt (MW) yang terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap 4-5 2X200 MW, PLTGU Blok I berkapasitas 500 MW dan PLTGU Blok II 700 MW.

"Total daya yang dapat dihasilkan adalah sebesar 1.600 Megawatt," kata Rahmat, di PLGU Muara Karang, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Rahmat melanjutkan, Pasokan listrik dari PLTGU Muara Karang memenuhi 30 persen kebutuhan listrik Jakarta atau sekitar 5.500 MW. Mulai beroperasi tahun 1979, PLTGU Muara Karang terus berkembang. Hingga saat ini, setiap tahunnya berhasil membangkitkan energi listrik rata-rata 7.900 GWh yang disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa Bali.

"30 persen dari Muara Karang, begitu besar perannya kami mengelola dengan baik," tuturnya.

Vice President Public Relations PLN Dwi Suryo mengungkapkan, Unit Pembangkit (UP) Muara Karang berperan besar terhadap listrik di Jawa. Terutama tempat - tempat VVIP di DKI Jakarta seperti Istana Negara, Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusuma, serta Gedung MPR DPR.

3 dari 3 halaman

Ramah Lingkungan

Lebih lanjut Dwi menjelaskan bahwa UP Muara Karang merupakan pembangkit yang sangat ramah lingkungan. Dalam pengelolaannya, kegiatan operasi dari UP Muara Karang ini memiliki berbagai keunggulan, diantaranya adalah mampu menjaga kesiapan ketersediaan, Equivalent Availability Factor 90,81 persen.

“Pembangkit-pembangkit di UP MKR ini merupakan pembangkit yang ramah lingkungan, mampu mengendalikan emisi pembangkit di tahap yang aman, menunjukkan kinerja pembangkit di Ibu Kota ini menjadi bukti peran aktif PLN dalam mendukung Jakarta aman polusi.” tutup Dwi.