Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) turut menanggapi mengenai harga emas yang belakangan ini terus meningkat. Seperti diketahui beberapa bulan terakhir harga emas terus melonjak hingga menyentuh level Rp 750 ribu per gram.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dalam beberapa hari ini memang harga emas terus mengalami kenaikan. Jika dibandingkan dari bulan lalu saja kenaikan harga emas tercatat mencapai 3,98 persen.
“Dari bulan lalu harga emas naik 3,98 persen,” kata Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kenaikan harga emas cukup berpengaruh terhadap inflasi bulan Agustus 2019. Di mana inflasi secara nasional tercatat sebesar 0,12 persen.
“Komoditas yang dominan andil inflasi adalah emas perhiasan 0,05 persen. Jadi emas sendiri andilnya sudah sebesar 0,05 persen,” jelasnya
Sebagai informasi, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 5.000 pada perdagangan hari ini, Senin (2/9) menjadi Rp 768.000 per gram dari perdagangan minggu lalu di Rp 763.000 per gram. Harga emas sempat menembus harga tertinggi di posisi Rp 774.000 per gram pada Senin 26 Agustus lalu.
Dikutip laman logammulia.com, emas dijual mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Sementara itu, harga jual kembali emas Antam atau buyback juga naik Rp 5.000 menjadi Rp 695.000 per gram.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tunggu Pidato Bos The Fed, Harga Emas Diprediksi Keok
Investor logam mulia kini mengalihkan perhatian mereka ke prospek ekonomi AS. Itu disebabkan Bos The Fed Jerome Powell kemungkinan akan memberikan 'petunjuk' terakhirnya sebelum pertemuan bank sentral terkait kebijakan moneter September ini.
Sementara itu, harga emas telah kehilangan momentum kenaikan mingguanya setelah mencapai titik tertinggi pada pekan lalu. Penyebab lainnya ialah meredanya tensi dagang AS-China.
BACA JUGA
Kendati begitu, harga emas masih bertahan di atas level support utama yakni USD 1.530 per ounce. Jika ini terus berlanjut, arah emas kedepanya diprediksi akan terus naik. Demikian ungkap Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch seperti dilansir Kitco News, Senin (2/9/2019).
"Harga emas masih akan naik jika mampu bertahan di atas level USD 1.530, jika di bawah USD 1.530 maka kemungkinan akan menuju ke level USD 1.500," ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Strategi Global di TD Securities, Bart Melek mengungkapkan, dengan situasi global terutama AS-China yang tengah berlangsung, harga emas bisa saja sedikit lebih rendah.
Tetapi, jika data ekonomi memburuk dan stance The Fed cenderung dovish, kemudian didukung dengan volatilitas di pasar ekuitas, maka harga bisa melambung lebih tinggi lagi.
"Kami melihatnya harga emas akan bergerak secara signifikan ke atas. Pada sisi negatifnya, ada di sekitar level USD 1,488 dan positifnya di level USD 1,586," paparnya.
Advertisement