Sukses

Bandara Kertajati Sepi, Pemprov Jabar Minta Proyek Tol Cisumdawu Dikebut

Dinas Perhubungan Jawa Barat mengatakan, sejak beroperasi, tingkat keterisian BIJB justru mengalami penurunan.

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat keterisian Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat yang kurang memuaskan membuat Pemerintah mengupayakan segala cara untuk menghidupkan Kertajati.

Padahal Presiden Joko Widodo telah meresmikan BIJB di Kertajati ini sejak lama, yakni tepatnya pada 28 Mei 2018 tahun lalu.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jawa Barat Hery Antasari mengatakan, sejak beroperasi, tingkat keterisian BIJB justru mengalami penurunan.

"Load factor cenderung turun terakhir 66 persen, turun lagi itu hingga 58 persen," ujar Hery dalam diskusi bersama Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/9/2019) malam.

Kata Hery, salah satu penyebab BIJB semakin sepi ialah persoalan aksesibilitas. Lantaran, waktu tempuh dari Bandung-Kertajati memakan waktu hingga 3-4 jam.

Dalam kesempatan diskusi ini pun, pihaknya berharap bahwa tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu) bisa segera dirampungkan untuk menghidupkan Kertajati.

"Orang mulai pilih macet ke Bandara Soekarno Hatta 5 jam dibanding 3 jam ke Kertajati. Mungkin ada faktor layanan penumpang dan lainnya itu PR kami. Tapi ini sangat penting. Betapa Pemprov Jabar harapkan ini segera terwujud," tegasnya.

"Ini juga agar momentumnya tak lewat karena kalau lewat ada kerugian Pemerintah dan simbol PSN (proyek strategis nasional) juga dirugikan," lanjut dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Ridwan Kamil Ungkap Hambatan Proyek Tol Cisumdawu

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan sejumlah kendala dalam pengerjaan proyek tol Cisumdawu. Salah satunya yakni koordinasi.

"Jadi hari ini kita membahas progres, memang banyak kendala, dan diamati sebenarnya lebih banyak masalah pada koordinasi," kata dia, di Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (24/5).

Pemerintah dan stakeholder terkait, lajut Ridwan, akan berupaya mengakselerasi pembangunan tol tersebut.

"Sehingga kita akan rapat lagi dengan lengkap untuk memastikan siapa-siapa bertanggung jawab dan mengakselerasikan, sudah berlalu 22 tahun terlalu lambat kan kira-kira begitu," kata dia.

Dia menegaskan bahwa kehadiran Cisumdawu penting untuk menunjang pengembangan ekonomi dan serta keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur yang selama ini sudah dilaksanakan.

"Sementara ujung Cisumdawu ini kan pengembangan Kertajati yang selalu jadi polemik ditambah juga pengembangan Rebana (KEK Rebana) di utara yang juga membutuhkan Cisumdawu," ungkapnya.

Persoalan lain yang harus diselesaikan yakni terkait pembebasan lahan di proyek seksi I yang memang melintasi kawasan permukiman warga. Ridwan juga memastikan bakal kembali berkoordinasi dengan pihak swasta yang nantinya mengelola Cisumdawu."Kemudian kita akan rapat ulang, memastikan kendala-kendala khususnya pembebasan tanah yang mengemuka dan juga mau bertanya ke swastanya. Swastanya yang mengelola yang dilihat kurang komit," jelas dia.

"Intinya, ada tiga sampai empat elemen yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Ternyata lebih kompleks," imbuhnya.

Dia mengatakan bahwa pihaknya akan bekerjasama dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian PUPR agar pengerjaan dapat berjalan lebih cepat.

"Pemprov Jawa Barat kan tugasnya membantu kelancaran saja, ini kan proyek nasional berarti PUPR yang bertanggung jawab," tandasnya.  

3 dari 3 halaman

Tak Kunjung Usai, Pemprov Jabar Ambil Alih Proyek Tol Cisumdawu

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati saat ini masih belum terlalu ramai. Salah satu penyebab, kesulitan akses menuju bandara yang terletak di Majalengka karena jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) belum rampung.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah provinsi Jawa Barat akan mengambil alih pembangunan Tol Cisumdawu.

"Rencana tol ini mungkin harus kita ambil alih karena investor yang sekarang belum maksimal ya, karena tanpa ada koneksi tolnya (ke bandara) agak repot kesana," jelas dia saat ditemui usai rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Dia melanjutkan, pembangunan Tol Cisumdawu selanjutnya akan menggunakan dana APBN dan tidak mengandalkan swasta lagi.

"Jadi kan sahamnya sekarang oleh swasta tapi kan gak dibangun-bangun kalau ternyata wanprestasi ya sudah pakai APBN saja," ujar dia.

Sayangnya, Ridwan mengaku belum mengetahui persis berapa total biaya kebutuhan untuk merampungkan tol Cisumdawu tersebut. "Nggak hafal," ungkapnya.

Tol Cisumdawu memiliki sebuah ruas sepanjang 61,6 kilometer (km) yang memiliki terowongan sejauh 472 meter dengan diameter 14 meter.

Selain itu, jalan tol ini terdiri dari enam seksi, antara lain Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.Â