Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pemenang tender untuk jalan tol Solo-Yogyakarta dan tol Bawen-Yogyakarya akan diumumkan pekan ini.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, pengumuman pemenang tender tersebut berpengaruh pada percepatan pembangunan akses Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Advertisement
Baca Juga
"Minggu ini kita akan umumkan tender investasi tol Solo-Yogyakarta dan tol Bawen-Yogyakarta," ujarnya dalam diskusi bersama Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/9/2019).
Danang menjelaskan, lokasi Bandara YIA yang berada di Kulon Progo memang membutuhkan akses seperti jalan Tol Solo-Yogyakarta dan Tol Bawen Yogyakarta.
"Ini akan bertemu ke Kulon Progo, dari Kulon Progo ada akses ke bandara," terangnya.
Asal tahu saja, Tol Bawen-Yogyakarta memiliki panjang 71km dengan total nilai investasi mencapai Rp12,13 triliun. Sedangkan proyek tol Solo-Yogyakarta yang melewati Solo-Prambanan-Bandara Kulon Progo akan dilelang pada pekan depan dengan target pembangunan pada akhir tahun ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jalan Tol Solo-Yogyakarta Dibangun Tahun Ini
PT Adhi Karya memastikan proyek pembangunan tol Solo-Yogyakarta mulai dibangun pada tahun ini. Hal tersebut setelah nantinya pemerintah melakukan tender atas proyek tersebut.
Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto mengatakan, dalam proyek ini, Adhi Karya merupakan pemrakarsa bersama dengan Gama Group. Sehingga nantinya Adhi Karya akan mendapatkan sejumlah keistimewaan.
"Solo-Yogya ini Adhi Karya dan Gama Group. ‎Kami memprakarsa. Jadi kami mengajukan usulan, pemerintah setujui, kami melakukan studi, membuat desain. Desain kami serahkan kepada pemerintah. Pemerintah mengundang pihak yang ingin ikut tender, termasuk Adhi Karya. Kami di dalam tender itu mendapat keistimewaan yaitu right to match," ujar dia di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Menurut Budi, total investasi proyek ini mencapai Rp 21 triliun. Sedangkan panjangnya mencapai 160 kilometer (km).
Saat ini, Adhi Karya telah menyelesaikan proses desain dan tinggal menunggu proyek tol tersebut ditenderkan oleh pemerintah. Diharapkan pada tahun ini, jalan tol ini sudah bisa mulai dibangun.
"Kita sudah siap menyerahkan desainnya, tunggu dari pemerintah untuk ditenderkan. Tahun ini lah (mulai dibangun)," tandas dia.
Advertisement
Kehadiran Tol Bakal Ubah Spesifikasi Kendaraan Logistik
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lukman mengatakan, kehadiran serta pembangunan infrastruktur jalan tol yang telah dilakukan oleh pemerintah memang belum bisa langsung menurunkan biaya logistik.Â
Salah satu penyebabnya yakni desain kendaraan roda empat pengangkut logistik masih model lama.
"Tol apakah akan langsung berdampak? Kalau untuk kendaraan kita yang sekarang memang belum. Karena kendaraan yang sekarang desainnya untuk jalan yang lama," kata dia, dalam peluncuran buku 'Memadu Fungsi Tol Darat dan Laut' tulisan Ansel Alaman, di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
"Macet, lama waktu tempuh dan bisa muat sebanyak-banyaknya. Itu sarana yang kita punya sekarang. Pelan, lama, dan muatan sebanyak-banyaknya," lanjut dia.
Oleh karena itu, menurut dia, kehadiran jalan tol merupakan tantangan tersendiri bagi Agen Pemegang Merek (APM) mobil di Indonesia. Kehadiran tol, lanjut Kyatmaja, menumbuhkan kebutuhan adanya perbaikan spesifikasi kendaraan.
"Tol peranannya akan makin penting nantinya, karena tol darat memungkinkan kendaraan yang lebih besar. Tol itu kan didesain untuk kecepatan yang begitu tinggi," imbuhnya.
Kehadiran kendaraan spesifikasi untuk memanfaatkan jalan tol membuat biaya transportasi kendaraan logistik akan dapat ditekan. Turunnya biaya transportasi kendaraan logistik kemudian akan menekan biaya logistik di Indonesia.
"Kalau dengan ada tol akan berubah. APM (Agen Pemegang Merek) harus menyesuaikan sarananya. Karena untuk kendaraan yang sekarang, pakai atau tidak pakai tol memang konsumsi BBM-nya akan sama," ungkapnya.
"Kalau lebih maju dengan orientasi tol kita akan mencari yang high speed, dan konsumsi BBM akan rendah," ia menambahkan.
Â
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
 Â