Liputan6.com, Melbourne - Telstra Vantage kembali digelar di Melbourne Convention dan Exhibition Centre, 4-5 September 2019. Ajang tahunan yang selenggarakan oleh perusahaan telekomunikasi Australia itu, menampilkan sejumlah teknologi dan aplikasi terbaru bidang telekomunikasi dari Telstra dan partner teknologinya.
CEO TelkomTelstra Erik Meijer menyatakan, banyak hal yang bisa dipelajari dari ajang ini. Di antaranya adalah tentang manajemen servis bisnis digital.
"Kita masih agak ketinggalan dalam hal ini. Di Australia manajemen servis bisnis digital sudah 10 tahun lalu dikembangkan, kita baru jalan 4 tahun terakhir," ujar Erik saat ditemui disela acara Telstra Vantage 2109 di Melbourne, Kamis (5/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Namun, untuk mengejar ketertinggalan tersebut Indonesia tak perlu memulainya dari nol. Proses transformasi bisa dilakukan dengan kolaborasi business to business dengan perusahaan negara lain.
"Itulah tujuan TelkomTelstra didirikan empat tahun lalu. Yaitu mempercepat transformasi digital di dunia ke Indonesia," ujarnya.
TelkomTelstra sendiri merupakan join venture atau perusahaan gabungan PT Telkom dan Telstra dengan pembagian saham 51 Telkom dan 49 Telstra.
Erik menambahkan, tak semua teknologi digital terbaru dunia bisa dan perlu diaplikasikan di Indonesia. Tapi harus melihat kebutuhan dan kultur masyarakat setempat.
Teknologi 5G misalnya, secara umum kebutuhan terhadap teknologi Ini di Indonesia belum begitu mendesak. "Kalau cuma untuk video call buat apa pakai 5G? Cukup 3G atau 4G sudah sangat bagus," ujarnya.
Teknologi 5G, kata suami artis Maudy Koesnaidy ini, baru penting digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi atau robotic.
"Hal hal yang sifatnya harus real time. Butuh kecepatan sangat tinggi baru gunakan 5G," jelasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Baru Dimiliki Telstra
Di Australia sendiri teknologi 5G baru dimiliki oleh Telstra dan saat ini masih terbatas dan dalam proses pengembangan.
"Kalau sebatas ngomongin soal ini, ada sih operator yang kepingin. Tapi untuk aplikasinya sepertinya masih jauh. Yang 3G dan 4G aja belum balik modal?," katanya.
Menurutnya yang perlu banyak dikembangkan saat ini adalah internet of thing (IoT)."Indonesia mempunyai kesamaan dengan Australia, yakni sama sama luas negaranya. Banyak daerah terpencil yang butuh disambungkan dengan jaringan internet," paparnya.
Advertisement