Sukses

Eropa Sebut Kualitas Minyak Sawit Indonesia Terbaik di Dunia

Uni Eropa mengakui kualitas minyak sawit Indonesia lebih baik dari minyak nabati apapun di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa mengakui kelapa sawit asal Indonesia memiliki kualitas dan kuantitas sebagai penghasil minyak nabati terbaik, dibandingkan tanaman-tanaman lain seperti rapeseed, bunga matahari dan kedelai.

Pejabat Delegasi Uni Eropa, Michael Bucki mengatakan sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia mampu memproduksi minyak kelapa sawit dengan jumlah besar.

Di mana kelapa sawit mampu memproduksi 4 ton minyak nabati setiap hektare (Ha). Sementara, produktivitas bunga matahari hanya 0,6 ton per Ha dan kedelai hanya 0,4 ton per Ha.

"Kami tidak menyangkal kehebatan kelapa sawit. Kelapa sawit adalah tanaman yang luar biasa, bisa tumbuh dengan sangat cepat, memproduksi lebih banyak minyak dan membutuhkan lahan yang lebih sedikit. Itu semua tidak perlu dipertanyakan lagi," kata Michael Bucki di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Kendati begitu, Menurut Michael Bucki jika dilihat dari segi pelepasan karbon ke udara, kelapa sawit menjadi terburuk. Sebab berdasarkan data pihaknya, sebanyak 45 persen dari ekspansi kelapa sawit terjadi di daerah dengan cadangan karbon tinggi.

Sedangkan, tanaman sumber minyak nabati lain hanya melepas karbon paling besar 10 persen. "Kami melihat ini bukan secara kualitas tanaman, tetapi secara pendekatan kepada lingkungan," pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Sengketa Minyak Sawit Tak Pengaruhi Kerjasama Uni Eropa dan ASEAN

Kuasa Usaha ad Interim Misi Uni Eropa untuk ASEAN Lucas Cibor menegaskan bahwa kerja sama antara Uni Eropa dengan ASEAN tidak bakal terpengaruh oleh persoalan minyak sawit (palm oil) antara Uni Eropa dengan Indonesia dan Malaysia.

Sebab palm oil merupakan masalah antara Uni Eropa dengan dua negara di ASEAN tersebut, bukan dengan ASEAN secara regional.

"Masalah Palm Oil adalah elemen spesifik dari relasi antara EU dengan kedua negara Asean (Indonesia dan Malaysia)," kata dia, saat ditemui usai peluncuran ASEAN Blue Book 2019,di Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Hal itu, kata dia, tentu telah disadari oleh kedua kawasan tersebut. Dengan demikian diskusi masalah palm oil tidak masuk ke dalam diskusi dalam kaitannya dengan kerja sama EU-ASEAN.

"Jadi saya pikir baik EU dan Asean sepakat bahwa itu seharusnya tidak masuk sebagai topik diskusi hubungan EU-Asean. Itu posisi kami dan saya berpikir negara-negara Asean juga setuju," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Dibahas Secara Bilateral

Proses diskusi untuk mencapai jalan keluar dari masalah tersebut, lanjut dia, akan dibahas secara bilateral antara EU dengan Malaysia dan Indonesia.

"Berkaitan dengan resolusi masalah-masalah itu, EU berhubungan dengan Malaysia, dengan Indonesia dan negara-negara lain yang merasa harus berdiskusi dengan kami terkait palm oiluntuk menentukan jalan keluar ke depan," tandasnya.Â