Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun 1 persen pada perdagangan Jumat karena pernyataan yang optimistis dari Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Pernyataan dari orang tertinggi di The Fed ini mengimbangi laporan pendapatan di luar pertanian AS yang lebih lemah dari perkiraan.
Dengan penurunan pada perdagangan Jumat ini, harga emas mengalami kerugian mingguan kedua berturut-turut.
Mengutip CNBC, Sabtu (7/9/2019), laporan ketenagakerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus. Perekrutan di sektor ritel juga mengalami penurunan selama tujuh bulan.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan Powell menyebutkan bahwa laporan pekerjaan konsisten dengan pasar tenaga kerja yang cukup kuat. Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di Zurich.
Menurutnya, meskipun ada ketidakpatian perdagangan, dia tidak melihat bahwa Amerika Serikat sedang dalam tahap resesi.
"Harga emas sedikit turun karena nada Powell sedikit optimistis. Dia menunjukkan bahwa ekonomi AS masih berkinerja baik. Padahal pasar mengharapkan ucapannya sedikit dovish," jelas Edward Moya, analis pasar senior dengan OANDA.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Harga Emas Pasar Spot dan Berjangka
Pada perdagangan Jumat, harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.508 per ounce, setelah jatuh lebih dari 1 persen di awal sesi. Emas berjangka AS ditutup turun USD 10 ke level USD 1.515,50 per ounce.
"Prospek jangka panjang keseluruhan untuk emas, bagaimanapun tetap kuat dan itu akan sedikit berombak masuk ke keputusan suku bunga pada pertengahan September," kata Moya.
"Alasan utama kita melihat harga emas masih cerah adalah stimulus dari The Fed dan Bank sentral China akan terus datang. Investor tidak mengharapkan penurunan 50 basis poin dalam pertemuan Fed September, tetapi mereka mengharapkan pembicaraan akan ada di sana." lanjut dia.
Â
Advertisement
Perang Dagang
Para analis melihat, ketidakpastian seputar perdagangan AS-China, kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan imbal hasil keuangan negatif di seluruh dunia semakin mendukung harga emas.
Namun, pembukaan kembali pembicaraan perdagangan yang direncanakan antara Washington dan Beijing, dan data ekonomi AS yang kuat pada hari Kamis memang membangkitkan kembali minat terhadap aset berisiko, mendorong emas turun lebih dari 2 persen di sesi sebelumnya.
"Penurunan harga emas pada Kamis tidak akan mengubah tren keseluruhan dan apa yang dilakukan bank sentral dengan suku bunga, seiring waktu akan mendorong emas lebih tinggi," kata Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.