Sukses

Pertamina Bakal Tingkatkan Lapangan Migas di Luar Negeri

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memilih mengakuisisi lahan migas eksisting ketimbang harus mencari blok baru.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) lebih memilih meningkatkan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri yang telah digarap dibanding harus mengakuisisi ladang migas baru.‎

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, lapangan migas ‎di luar negeri masih ada yang belum dikembangkan. Sebab itu Pertamina akan meningkatkan pengembangan lapangan tersebut.

"Bukan akuisisi, new development di blok eksisting itu kan ada yang belum di develop, nah kita akan lakukan new development di beberapa eksisting," kata Nicke, di Jakarta, Senin (9/9/2019).

Nicke mengungkapkan, saat ini perusahaanya sedang melakukan kajian pontensi lapangan mi gas yang akan dikembangkan. Untuk diketahui, Pertamina telah menggarap di luar negeri, di antaranya lapangn di Aljazair Afrika Utara‎, Irak dan Malaysia.

Dengan memiliki saham mayoritas perusahaan migas Prancis Maurel & Prom, Pertamina kini memiliki tambahan tiga blok yang sudah berproduksi di Nigeria, Tanzania, dan Gabon.

"Yang di Aljazair, kita sudah ada di 12 negara yang ada potensi-potensi kita lakukan new development tahun depan," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Lebih Cepat Berproduksi

Menurut Nicke, Pertamina lebih memilih meningkatkan pengembangan lapangan migas yang sudah dikelolanya ‎karena lebih cepat dalam meningkatkan produksi migas. Sedangkan jika harus mengakusisi lapangan baru memerluka waktu yang lama.

‎"Belum karena itu perlu waktu yah. Yang sekarang saja itu masih bisa ditingkatkan," tandasnya.

‎Terkait dengan pencarian migas di luar negeri, sebelumnya pemerintah telah mendorong pencarian migas di luar negeri, yang tercantum dalam nota keuangan RAPBN 2020.

D‎alam ‎meningkatkan kinerja ekspor nasional dan menekan impor khususnya impor migas, diperlukan terobosan kebijakan yang esensinya mendukung kebijakan yang sudah ada. Hal ini dalam rangka mengakselerasi penurunan defisit transaksi berjalan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek‎.

Terobosan bisa dilakukan adalah melalui kebijakan merger dan akuisisi (M&A) pada perusahaan-perusahaan minyak luar negeri baik lokal maupun multinasional. Pada prinsipnya, strategi M&A bisa dilakukan melalui dua model.

Pertama, dengan mengakuisisi secara mayoritas pada perusahaan multinasional yang sehat dan kemudian menjadi pemegang saham pengendali pada perusahaan tersebut sehingga Indonesia mempunyai wakil dalam struktur pengurus dan bisa ikut mengendalikan kebijakan perusahaan.

Kedua, strategi M&A dengan mengakuisisi perusahaan minyak yang secara finansial kurang sehat, namun memiliki cadangan minyak tinggi. Perusahaan ini bisa diakuisisi dengan harga murah dan tidak membebani APBN, yang kemudian disehatkan melalui kebijakan korporasi tertentu.

Terobosan kebijakan di atas diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi migas sekaligus menekan angka impor BBM yang bermuara pada penciptaan surplus transaksi berjalan secara bertahap.

 

3 dari 3 halaman

Strategi Investasi

Untuk strategi investasi dan model bisnisnya, ada beberapa opsi kebijakan yang saat ini tengah dilakukan kajian oleh Pemerintah. Diantaranya, Pertama memberikan penugasan baru kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri, Kedua memberikan penugasan tambahan kepada LPEI melalui Program NIA-nya untuk melakukan akuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri.

Berikutnya ketiga membentuk special mission vehicles (SMV) baru dengan penugasan khusus secara professional untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri; dan ke empat membentuk BLU baru dengan penugasan khusus untuk pengelolaan dana dalam rangka mendukung pelaksanaan akuisisi perusahaan-perusahaan minyak di luar negeri