Sukses

Miliarder Anti-Donald Trump Siap Berlaga di Debat Pemilihan Capres

Miliarder Tom Steyer belum kendor dalam usahanya melengserkan Presiden Donald Trump.

Liputan6.com, Washington D.C. - Miliarder Tom Steyer berhasil membuka jalan menuju panggung debat pemiihan calon presiden Partai Demokrat pada bulan depan. Steyer bertekad melengserkan Presiden Donald Trump dan membersihkan politik negaranya dari pengaruh uang.

Dilaporkan Reuters, Steyer menjadi satu dari 11 kandidat yang sudah lolos syarat Partai Demokrat untuk ikut debat pemilihan capres ini. Salah satu syaratnya adalah mendapat 130 ribu pendonor berbeda.

Sang miliarder akan berhadapan dengan Mantan Presiden Joe Biden, Senator Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Kamala Harris, pengusaha Andrew Yang, dan Walikota Pete Buttigieg yang menjadi kandidat gay pertama yang siap menjadi capres.

"Sekarang sudah sangat jelas bahwa pesan Tom dirasakan oleh rakyat Amerika di seluruh negeri, bahwa ini saatnya merobohkan cekikan korporasi di Washington dan membawa demokrasi kembali ke rakyat Amerika," ujar manajer kampanye Tom Steyer, Heather Hargreaves.

Ini adalah debat pemilihan capres keempat oleh Partai Demokrat. Mereka yang terpilih menjadi capres Partai Demokrat akan melawan kandidat tunggal dari Partai Republik: Presiden Donald J. Trump.

Pada 9 Juli lalu, Steyer meluncurkan kampanye swadaya untuk memenangkan kursi presiden di pemilu AS tahun depan, meski sempat mengaku tak tertarik. Sebelumnya, ia memang fokus di isu lingkungan dan kerap memberi sumbangan ke politisi.

Menurut Forbes, kekayaan Thomas Steyer adalah USD 1,6 miliar atau Rp 22,5 triliun. Kekayaannya berasal dari sektor keuangan dan berhasil menjadi miliarder berkat usaha sendiri (self-made).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Miliarder Starbucks Malah Batal Jadi Capres

 Miliarder Howard Schultz sekaligus mantan CEO Starbucks menulis surat terbuka bahwa ia membatalkan rencana menjadi calon presiden Amerika Serikat (AS). Keputusan diambil setelah melihat kondisi politik AS yang saat ini kurang menguntungkan capres independen seperti dirinya.

Alasannya, kehadiran capres independen seperti Schultz mengancam bisa memecah dukungan di kalangan partai oposisi. Bila demikian, maka presiden petahana Donald Trump malah bisa kembali terpilih dan Schultz ingin mencegah itu. 

"Hari ini, tidak cukup banyak orang yang mau mempertimbangkan mendukung kandidat independen karena hal itu ditakutkan berujung pada pemilihan kembali presiden petahana yang membawa bahaya yang tak bisa," ujar Schultz dalam situs resminya howardschultz.com, Selasa (10/9/2019).

Masalah kesehatan juga menjadi alasan sang miliarder mengurungkan rencana sebagai capres. Sejak Juni lalu, ia mengaku menderita sakit di punggung dan harus dioperasi.

Latar belakang Schultz sebagai CEO sukses di Starbucks menjadi modalnya untuk maju sebagai capres. Secara keuangan pun ia sudah aman karena punya kekayaan US 4,6 miliar atau Rp 64,7 triliun (USD 1 = Rp 14.070).

3 dari 3 halaman

Sumbang Uang

Uang yang ia siapkan demi menjadi capres pun akan ia sumbangkan ke berbagai pihak, seperti yayasan. Schtulz pun berjanji akan terus berjuang demi masyarakat, meski tak lewat jalur pemerintahan.

"Uang yang saya siapkan untuk kampanye presiden akan saya investasikan ke masyarakat, berbagai organisasi, dan gagasan yang memproomsikan kejujuran, adab, yang menghasilkan hasil di perpolitikan kita," ujar Schultz.

Schultz mengumumkan niatnya sebagai capres pada Januari lalu. Ia mengaku tak senang melihat elit politik di Washington, D.C., yang lebih memilih kepentingan partai ketimbang menyelesaikan masalah.

Ia adalah satu dari empat miliarder yang sempat dikabarkan menjadi capres pada pilpres AS 2020. Tiga lainnya adalah Tom Steyer, Jamie Dimon, dan Michael Bloomberg. Steyer sudah resmi berkampanye, sementara Bloomberg dan Dimon resmi mengumumkan tak akan menjadi capres.