Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia (RI) ke-3 BJ Habibie menghembuskan napas terakhir tepat pada usianya yang menginjak ke-83 tahun.
Indonesia pun berduka mendengar kabar mendiangnya BJ Habibie tersebut. Baik kalangan pejabat negara hingga selebritas ramai menyampaikan pesan duka atas hilangnya sosok salah satu bapak pembangun negara itu.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro turut bercerita bagaimana Indonesia kehilangan sosok insinyur penerbangan kebanggaan Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Kenangannya adalah ketika beliau hadir di peresmian nama Wijoyo Nitidastro untuk gedung utama Bappenas dan menceritakan persahabatan beliau dengan almarhum Pak Wijoyo meski beda pendapat soal mahzab pembangunan Indonesia," tuturnya kepada Liputan6.com, Rabu (11/9/2019).
Dia pun menyampaikan pesan duka sedalam-dalamnya kepada keluarga BJ Habibie yang ditinggalkan.
"Turut berduka cita atas meninggalnya Bapak BJ Habibie. Semoga seluruh anggota keluarga besar Bapak BJ Habibie diberi ketabahan dan kemudahan sebesar-besarnya," terangnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Nama BJ Habibie Terukir di Timor Leste
Presiden Indonesia ke-3, BJ Habibie dikabarkan wafat hari ini, Rabu (11/09/2019) pukul 18.05 WIB. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh putra sang negarawan, Thareq Habibie.
Tentu, hal ini jadi pukulan berat bagi masyarakat Indonesia yang mengenang Habibie sebagai negarawan yang dicintai. Bahkan, Timor Leste sampai membuat jembatan yang dinamai dengan jembatan BJ Habibie.
Jembatan yang berada di Desa Bidau Sant'ana, Dili ini telah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, tepatnya pada 29 Agustus 2019 lalu.
"Saya ditugasi Presiden Joko Widodo untuk mewakili Indonesia memenuhi undangan Presiden Timor Leste menghadiri 20 tahun Jajak Pendapat Timor Leste. Terkait peresmian jembatan di Dili dengan nama B.J. Habibie, ini merupakan kehormatan bagi Pemerintah Indonesia dan khususnya Bapak BJ Habibie," kata Menteri Basuki dalam sebuah keterangan resmi, Jumat (30/8/2019).
Jembatan ini memiliki panjang 540 meter, lebar 8 meter 2 jalur dan dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Timor Leste dengan anggaran USD 3,9 juta.
Adapun sebelumnya, bentuk kerja sama Indonesia-Timor Leste yang telah terbangun antara lain berupa pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Timor Leste.
Sejumlah pelatihan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dengan Pemerintah Timor Leste, diantaranya pelatihan rehabilitasi dan rekonstruksi konstruksi jalan, program dan budgeting, serta pelatihan tenaga teknik operasional untuk operator buldozer dan alat-alat berat.
Sejak 2010, sejumlah proyek infrastruktur di negara tersebut dibangun dengan melibatkan perusahan konstruksi Indonesia, baik berstatus BUMN maupun swasta nasional. Antara lain pembangunan jaringan irigasi Raibere, Jembatan Soebada, Jalan Tibar-Gleno, Comoro Powerplant, Gedung Perdana Menteri, Bandara Oecusse, dan ETO Tower.
Advertisement