Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri masih mengandalkan peran agen bank dalam menyalurkan kredit di wilayah yang belum terjangkau layanannya.
Direktur Retail Bank Mandiri Donsuwan menyatakan, alih-alih memperbanyak mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Bank Mandiri akan fokus mengembangkan agen bank di desa-desa.
Advertisement
Baca Juga
"Kami mulai ke depan akan mengutamakan ekonomi berbagi. Kalau kita bangun ATM, keuntungan untuk (bank) Mandiri semua. Tapi kalau dengan agen desa, keuntungan dibagi dua sehingga masyarakat juga dapat income tambahan dan lebih sejahtera," ujar Donsuwan dalam paparannya saat acara Media Gathering Bank Mandiri di Bali, Kamis (12/03/2019).
Sebagai informasi, agen bank membantu menyediakan layanan perbankan dan keuangan lainnya kepada masyarakat. Hingga Agustus 2109, Bank Mandiri telah memiliki 28.630 agen bank.
Selain itu, demi mengembangkan sektor pariwisata, Bank Mandiri juga memberikan pendampingan pengelolaan usaha kepada UMKM, contohnya memperkenalkan layanan digital untuk promosi dan pembayaran.
"Di Desa Kutuh, kami bekerjasama dengan Google Business untuk promosi di Google. Untuk pembayaran onlinenya nanti bisa melalui layanan online Mandiri," ujar Donsuwan.
  Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bank Mandiri: Ekonomi Global Tahun Ini Lebih Buruk dari 2018
PT Bank Mandiri Tbk memandang perkembangan ekonomi dunia terakhir ini kurang supportif terhadap perkembangan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan tahun 2018 lalu.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan Bank Mandiri, Panji Irawan dalam acara Macro Economic Outlook 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9).
Panji mengungkapkan lembaga-lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 akan lebih rendah dibandingkan tahun 2018.
"IMF, misalnya, memperkirakan pertumbuhan tahun 2019 sebesar 3,2 persn, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 3,6 persen," kata diam
Lebih dari itu, Panji menyebutkan prospek ekonomi global kedepan terus dibayang-bayangi ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang terus berlanjut.
Advertisement