Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) lewat Badan Karantina Pertanian (Barantan) untuk pertama kalinya melepas ekspor 5 ton komoditas selaput biji pala (fully) asal Maluku Utara senilai Rp 1,3 miliar ke India.
Kepala Barantan Kementan Ali Jamil mengatakan, pihaknya mengapresiasi kinerja semua instansi yang terlibat dalam pengiriman produk ini. Pasalnya, selama ini ekspor komoditas potensial dari Maluku Utara, khususnya Ternate masih memiliki berbagai hambatan.
"Alhamdulillah, ini membuktikan kita bisa, meski upaya yang kita lakukan harus bersama-sama atau sinergi dan butuh tenaga ekstra," ujar dia seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sebelum diekspor, ia melanjutkan, petugas karantina melakukan pemeriksaan dokumen dan fisik untuk memastikan keamanan komoditas tersebut dari hama penyakit.
Sesuai persyaratan negara tujuan, ekspor produk selaput biji pala tersebut juga diberikan perlakuan berupa fumigasi menggunakan metil bromida dosis 48 g per m3 selama 24 jam.
"Setelah kita pastikan semua aman, sehat tidak ada hama penyakit sesuai persyaratan sanitary dan phytosanitary dari negara tujuan, barulah kita keluarkan sertifikat phytosanitarynya sebagai jaminan dari Indonesia," jelas Jamil.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Komoditas Unggulan Maluku
Menurutnya, upaya ekspor berbagai komoditas pertanian dari Ternate dan Maluku Utara harus diupayakan bersama. Berdasarkan data otomasi Barantan melalui IQFAST, setidaknya ada lima komoditas unggulan dari Maluku Utara yang bisa dikirim ke luar negeri, yakni kopra, cengkeh, pala biji, selaput biji pala atau fully, dan kakao biji.
"Kandungan fully sendiri belum banyak yang meneliti. Di negara tujuan, fully digunakan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik dan obat-obatan," pungkas Jamil.
Advertisement
Lagi, INKA Ekspor 22 Gerbong Kereta Api ke Bangladesh
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno meninjau proses pengapalan untuk pengiriman Batch Kedua Ekspor Kereta Penumpang ke Bangladesh oleh PT INKA (Persero) yang berlokasi di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ekspor ke Bangladesh ini merupakan rangkaian dari usaha PT INKA (Persero) untuk meningkatkan pasar ekspornya setelah sebelumnya juga pernah memenuhi pesanan kereta ke luar negeri lainnya seperti Malaysia,Thailand, Filipina dan juga ke Australia.
“Saya bangga dengan PT INKA (Persero) yang mengekspor komponen kereta api untuk kedua kalinya ke Bangladesh. Ini jadi bukti produk BUMN diakui dunia. Serta merupakan upaya BUMN dalam meningkatkan nilai ekspor di Tanah Air,” ujar Menteri Rini di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/9/2019).
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan, pengiriman Batch kedua ini sebanyak 22 kereta akan diberangkatkan paling lambat dini hari nanti dan akan memerlukan waktu 11 hari untuk sampai di Chitagong Port.
Rangkaian kereta tersebut diperkirakan akan tiba pada 22 September 2019. Selanjutnya akan dilakukan persiapan untuk komisioning sebelum nantinya dioperasikan oleh pihak Bangladesh Railways.
“Saat ini PT INKA (Persero) juga tengah dalam persiapan untuk mengirimkan pesanan pesanan dari Philiphine National Railway 9PNR) berupa 2 trainset Diesel Multiple Unit (DMU) konfigurasi 3 car dengan kontrak sekitar Rp 480 miliar. Selain itu dari pihak PNR juga memesan 4 trainset DMU konfigurasi 4 car dan 3 lokomotif serta 15 kereta penumpang dengan total nilai kontrak sekitar Rp 800 miliar,” kata Budi.