Sukses

Permintaan HIPMI ke Jokowi: Menteri Baru Harus Pro Pengusaha

Pengusaha muda meminta Presiden Jokowi untuk memilik menteri di kabinet barunya yang pro terhadap pengusaha.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahdahilia meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menunjuk menteri yang mendukung atau pro dengan pengusaha.

Hal itu ia sampaikan pada acara Musyawarah Nasional (Munas) HIPMI ke-XVI di Grand Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Selatan.

"Hipmi tidak meminta (posisi) menteri tapi kalau bisa menterinya ya menteri yang pro kepada para pengusaha,” kata Bahlil dalam acara Munas HIPMI ke-16 di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Selain itu, Bahlil berpesan, kebijakan pemerintahan baru ini kedepannya jangan hanya pro kepada pengusaha besar. Namun juga harus memperhatikan pengusaha muda lainnya.

“Kami memohon teman-teman muda ingin naik kelas. Tidak maksud konglomerat memusuhi,” tuturnya.

Kata dia, pengusaha muda sangat butuh bimbingan dari Pemerintah untuk bisa berkembang. Tanpan arahan Pemerintah, pengusaha muda sulit untuk bisa menjadi konglomerat.

“Tidak ada konglomerat yang jadi kalau bukan karena campur tangan Pemerintah. Kami menyampaikan, kita punya sumber daya alam yang banyak, punya perikanan yang luas,” terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Jokowi: 141 Juta Penduduk Indonesia Bakal Naik Kelas di 2020

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan orang kaya di Indonesia akan semakin banyak di tahun 2020.

Kata dia, sebanyak 141 juta penduduk Indonesia akan naik kelas disebabkan revolusi konsumen, yaitu semakin kayanya kaum middle class dan diikuti konsumsi yang semakin meningkat.

"2020 kita akan mengalami revolusi konsumen dimana 141 juta penduduk middles-nya akan naik kelas dan consumers. Ini bukti ada revolusi konsumen di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Dengan kenaikan kelas ini, Indonesia akan menjadi semakin atraktif untuk para investor dimana secara market, pasar Indonesia akan semakin meluas.

"Kita akan semakin menarik untuk investasi global, apalagi dengan situasi perekonomian yang melambat seperti ini. Ini jadi magnet konsumen," ujar Jokowi.

3 dari 3 halaman

Tantangan Indonesia

etapi, tantanganya bagi Indonesia ialah bagaimana memanfaatkan momentum revolusi konsumen ini agar menjadi 'negara yang memproduksi' bukan menjadi 'bangsa konsumen' saja.

"Revolusi konsumen jadi model untuk meningkatkan daya saing kita. Namun jangan sampai kita jadi bangsa yang konsumtif harus jadi bangsa produsen," tegasnya.