Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menekankan pentingnya ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat Indonesia. Sebab, ke depan ketersediaan pangan akan menjadi persoalan krusial.
Dia bahkan menekankan, perang ke depan tidak lagi berkaitan dengan perang ideologis atau politis, melainkan berkaitan dengan ketersediaan bahan pangan.
"Kita juga menyadari tantangan ke depan ini terus akan makin besar. Perang ke depan bukan lagi tentang ideologi atau politik, tapi lebih nanti kecukupan pangan," kata dia, dalam Rakornas Satgas 115, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Selasa (17/9).
Advertisement
Karena itu, kata Susi, tugas pemerintah adalah memastikan tercukupinya bahan pangan bagi masyarakat Indonesia. Dalam konteks tugas dan wewenang Satgas 115, lanjut dia, berkaitan dengan mengamankan sumber daya kelautan.
"Keamanan pangan, kecukupan pangan ini menjadi tugas instansi negara untuk mengamankannya cukup bagi bangsa kita," tegas dia.
"Dan saya berharap upaya dalam menjaga sumber daya alam ini akan terus menerus dilakukan dan Rakornas ini saya harapkan menghasilkan poin-poin penting untuk terus memayungi dan melakukan kerja sama antarinstansi dalam menjaga sumber daya alam Indonesia terutama di bidang perikanan," ungkap Susi Pudjiastuti.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Satgas 115
Selain itu, peran Satgas 115 menjadi makin besar karena tindak ilegal unreported unregulated fishing juga disertai dengan tindak kejahatan lain, seperti peredaran narkoba dan upaya penggelapan pajak.
"Karena ternyata ilegal unreported unregulated fishing narkoba ada, senjata juga ada, selain penggelapan pajak dan sebagainya," tandasnya.
Â
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Menteri Susi Minta Anak Buah Ubah Cara Kerja
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta anak buahnya untuk mawas diri dan mengubah total pola kerja pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian bisa selalu menjawab kebutuhan masyarakat.
"Birokrat harusnya mulai mengubah mempermak dan meng-upgrade diri. Change your style of doing things, of making things, of talking about things," kata dia, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Pola komunikasi pun harus diubah. Susi meminta anak buahnya agar dapat memberikan informasi secara lugas dan jelas kepada masyarakat.
"Bahasa juga jangan lebay-lebay, panjang-panjang. Pakai kata-kata sederhana, mudah dimengerti, dan kerja. Itu sangat penting," imbuhnya.
Sebagai pembuat juga pengawas kebijakan, lanjut Susi, performa birokrasi sangat memengaruhi iklim usaha secara luas. Jika birokrasi kaku dan tidak selaras zaman, maka iklim bisnis secara keseluruhan bisa terganggu.
"Birokrasi Indonesia kalau tidak berubah ya nanti SDM pemerintah kalah, pelayanan masyarakat turun. Akhirnya masyarakat juga tidak kompetitif. Itu semua seperti domino," tegas dia.
Susi juga menyentil BUMN. BUMN dalam pandangan dia, harus lincah dan gesit dalam menjalankan usaha. "BUMN juga harus segesit swasta. Karena anda perusahaan walaupun di bawah naungan Kementerian, birokrat. Tapi anda birokrat yang harus menjalankan bisnis. Mindset anda juga harus seperti pebisnis," ungkap dia.
"Saya yakin, Indonesia kalau human resource-nya, yang berwenang, yang punya modal, yang punya pekerjaan, yang punya dagangan, semua ini mindset berubah untuk maju, untuk lebih baik," tandasnya.