Sukses

Kehadiran Robot Tak Bakal Rebut Pekerjaan Manusia

Mayoritas masyarakat di Indonesia sebetulnya tidak terlalu khawatir apabila pekerjaan di ambil alih teknologi atau robot.

Liputan6.com, Jakarta - Managing Partner GK-Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono, mengatakan bahwa kehadiran teknologi seperti robot tidak akan bisa mengambil alih pekerjaan manusia. Pernyataan ini untuk menjawab kekhawatiran bahwa robot yang memiliki kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) bisa mengancam industri pekerjaan manusia.

Dia mengatakan mayoritas masyarakat di Indonesia sebetulnya tidak terlalu khawatir apabila pekerjaan di ambil alih teknologi. Hanya saja kekhawatiran itu datang apabila nantinya tidak ada lagi income atau penghasilan yang didapat daripada manusia itu sendiri.

"Apakah robot akan ambil alih? manusia itu takut bukan karena (kehilangan) pekerjaan mereka tapi karena income. Itu dua hal beda kehilangan pekerjaan dan kehilangan pemasukan," kata dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (17/9/2019).

Wesley mengakui kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dihindarkan. Oleh karena itu, manusia harus bisa memanfaatkan kemajuan tersebut untuk kebaikan bersama. "Kemajuan teknologi tergantung dari kita bagaimana menggunakan untuk kebaikan kita semua," imbuh dia.

Senada dengan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menambahkan, kehadiran teknologi saat ini tidak selamanya mengancam pekerjaan manusia. Bahkan, dia mengakui masuknya industri Making Indonesia 4.0 pun semua juga ada teknologi cerdas buatan seperti robot.

"Saya gambarkan semua teknologi industri 4.0 untuk manufaktur itu ada, mau robotic, AI (Artificial Intelligence) semua ada di sana. Ini membuat banyak orang kekhawatiran kehilangan pekerjaan, tapi yang penting tidak kehilangan pendapatan," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tampil di Jakarta, Robot Sophia Senang Pakai Kebaya

Sebelumnya, robot Sophia yang bisa berinteraksi layaknya manusia sedang berkunjung ke Jakarta. Ia hadir di dialog internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan berinteraksi dengan pengunjung dari berbagai negara.

Kepada audiens, Sophia menjelaskan pekerjaan apa yang robot mampu dan tidak mampu lakukan. Ini ia jawab karena isu robotik selalu dibarengi kecemasan bahwa lapangan pekerjaan akan makin sempit.

Sophia menjawab manusia memiliki keunggulan dalam empati, inspirasi, dan kreativitas. Aspek kemanusiaan itu tak terjangkau robot sehingga tenaga manusia dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu. 

"Robot lebih jago mengolah angka dan melakukan tugas repetitif, (sementara) untuk menjadi guru atau CEO, kamu perlu memahami apa yang orang lain rasakan," ujar Sophia pada Senin (16/9/2019) di Jakarta.

Para seniman pun masih aman dari robot karena punya kreativitas. Sebetulnya sudah ada kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang membuat lukisan, bahkan tahun lalu lukisan Edmond Belamy karya AI berhasil terjual hampir setengah juta dolar di rumah lelang Christie's.

Namun, Sophie menyebut hasil kinerja AI masih sebatas mengelola data yang mereka pahami saja. "Hal itu masih belum sama dengan inspirasi sejati," ucap Sophia.

Sophia juga berharap agar akses setara di dunia pendidikan, teknologi, dan internet semakin meningkat. Tujuannya agar semua orang bisa berkontribusi pada perkembangan AI.