Liputan6.com, Jakarta Selama tiga tahun berturut-turut, Kementerian Pertanian (Kementan) meraih Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksan Keuangan (BPK). Meningkatnya akuntabilitas laporan keuangan itu dibarengi peningkatan produksi berbagai produk pangan dan hortikultura.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo, dari Fraksi Gerindra beberapa waktu lalu. Dia mengatakan bahwa capaian serapan anggaran Kementan APBN tahun 2019 sebesar 21,43 persen atau Rp4,65 triliun dari Rp21,1 triliun.
Baca Juga
Capaian ini tak lepas dari kerja keras jajaran Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Amran Sulaiman. Kami hadir, saat masyarakat tani membutuhkan menjadi komitmen seluruh jajaran Kementan.
Advertisement
Hal itu ditunjukkan dengan sinergi seluruh program di Kementan dalam mewujudkan swasembada pangan dan mendorong kesejahteraan petani. Kemarau panjang yang saat ini melanda, direspon cepat oleh jajaran Amran dengan bentuk Tim Mitigasi Kekeringan yang melibatkan dinas pertanian kabupaten, Dinas PU, serta Kodim di wilayah terdampak.
Pemerintah daerah di setiap wilayah menjadi leader dalam pendanaan mitigasi kekeringan. "Kami siap bekerja 24 jam untuk mewujudkan swasembada dengan terus meningkatkan produksi komoditas pertanian," kata Amran dalam keterangannya, Jumat (30/8).
Capaian Amran dalam upaya mewujudkan swasembada pangan mendapat apresiasi berbagai pihak. Namun ibarat makin tinggi pohon kelapa, makin kencang badai yang menerpa.
Beberapa pemberitaan negatif dan bertendesius diarahkan ke Mentan Amran Sulaiman. Pengamat politik ekonomi Ichsanuddin Noorsy menilai fitnah terhadap Menteri Amran sangat keji dan merupakan upaya pembunuhan karakter.
Amran saat ini sedang berhadapan dengan mafia impor, menyusul kebijakannya yang tidak menguntungkan importir bahan pangan. Para importir yang mempunyai kekuatan tersebut menggunakan semua saluran untuk membunuh karakter pihak-pihak yang dianggap merugikannya.
Kebijakan-kebijakan Kementan dalam rangka membangun kedaulatan pangan dinilai sudah berada di jalur yang tepat (on the track). Walaupun konsekuensi dari kebijakan tersebut pasti akan berhadapan dengan berbagai kepentingan dalam perindustrian, perdagangan, maupun instansi lain yang bersinggungan dengan bisnis bahan pangan, ujarnya.
Dana APBN Kementan dirombak besar-besaran memacu investasi di pertanian untuk mencapai swasembada pangan. Dampak mulai dirasakan masyarakat saat lebaran tahun ini. Tidak ditemukan gejolak harga cabe maupun komoditas bahan pangan yang biasanya rutin setiap tahun dialami jelang perayaan Idul Fitri.
Kerja, kerja, dan kerja tidak menjadi jargon semata. Namun betul-betul dilakukan oleh Mentan dan jajarannya. Siap bekerja 24 jam demi swasembada pangan dan kedaulatan pangan NKRI.
Â
(*)