Sukses

Kenali Prioritas dan Cara Mengelola Keuangan 3 Fase Kehidupan Ini

Setiap fase kehidupan lajang, menikah, dan pensiun memiliki perbedaan prioritas dalam menjalani hidup dan cara mengelola keuangan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam kurun waktu satu dekade setidaknya ada 5 generasi yang hidup di era modern saat ini. Baby boomers, generasi x, y, z, dan generasi alpha. Dari generasi tersebut, terdapat fase kehidupan yang sering menjadi pembeda status yakni lajang, menikah, dan pensiun atau golden age.

Perbedaan fase kehidupan membuat sudut pandang mereka dalam memaknai hidup dan mengambil keputusan juga berbeda. Berikut perbedaan prioritas dan cara mengelola keuangan pada fase lajang, menikah, dan pensiun.

1. Lajang

Sumber penghasilan mereka yang berstatus lajang berasal dari hasil kerja maupun usaha sendiri.

Tidak menutup kemungkinan, mereka juga mendapatkan uang tambahan dari orang tua. Mereka cenderung bebas menggunakan uang sesuai keinginannya sendiri. Umumnya ada dua tipe dari mereka yang lajang, yakni mereka yang mengutamakan gaya hidup saat ini dan mereka yang fokus mempersiapkan masa depan.  

Mereka yang mengutamakan gaya hidup saat ini cenderung memenuhi kebutuhan eksistensi mereka di masyarakat. Mereka gemar berbelanja, menikmati kuliner kekinian, hingga liburan ke tempat-tempat fancy. Alokasi pendapatan untuk investasi atau menabung cenderung lebih kecil, bahkan tak sedikit yang malah lebih besar pasak daripada tiang. 

Sedangkan, mereka yang fokus mempersiapkan masa depan cenderung berpikir strategis dan berhemat demi kehidupan yang lebih baik. Mereka tetap berbelanja dan bersenang-senang, hanya saja dengan intensitas yang cukup dan tidak harus wah. Alokasi pendapatan untuk menabung dan investasi cenderung lebih besar, terutama bagi mereka yang sudah berencana menikah.

Cara mengelola keuangan

Pada fase lajang perlu dipraktikkan prinsip dasar mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan rutin, bersenang-senang, dan investasi. Wajar jika pada masa awal kerja investasi masih di nomor sekian. Namun, jika karier melesat dan pendapatan naik, kamu perlu membuat porsi investasi lebih besar. Di saat lajang inilah kamu punya banyak waktu menstabilkan finansialmu untuk masa depan yang lebih baik.

2. Menikah

Sumber penghasilan mereka yang berstatus menikah kebanyakan berasal dari hasil kerja/usaha sendiri maupun pasangannya. Jika dibandingkan dengan yang berstatus lajang, mereka yang sudah menikah tidak bisa semaunya sendiri dalam menggunakan uangnya. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam mengatur keuangannya.

Prioritas pada fase menikah jauh berbeda dari fase lajang, apalagi terdapat dua tipe pasangan yang menikah yakni yang belum dan yang sudah memiliki anak.

Bagi yang masih berdua, pengeluaran sehari-hari dapat seputar pemenuhan gaya hidup, membeli hunian, dan kendaraan pribadi. Mereka yang sama-sama bekerja memiliki peluang lebih besar untuk bisa membeli hunian dan kendaraan. Sementara bagi yang sumber penghasilan tunggal, prioritas utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup sehari-hari.

Untuk pasangan yang sudah memiliki anak, prioritas dan kebutuhannya tentu berbeda. Pengeluaran bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan harian dan cicilan rumah atau kendaraan. Mengalokasikan biaya untuk kebutuhan tumbuh kembang dan pendidikan anak menjadi prioritas. Mereka akan semakin aware dengan produk-produk asuransi, tabungan pendidikan dan investasi untuk kesejahteraan keluarganya di masa depan. Keamanan finansial menjadi prioritas utama mereka yang berada pada fase ini.

Cara mengelola keuangan

Pada fase menikah prinsip keuangan yang bisa dijalankan salah satunya adalah prinsip 50-30-10-10, yakni penghasilan dibagi 50% untuk biaya hidup, 30% untuk tagihan, 10% untuk investasi, dan 10% untuk dana darurat. Prinsip pengelolaan keuangan ini didasari atas skala prioritas kebutuhan, dengan tetap mempertimbangkan rencana investasi, asuransi, dan risiko pengeluaran tidak terduga. Ketika karier dan pendapatan naik, sama seperti mereka yang lajang, kamu juga bisa meningkatkan porsi investasi agar memiliki aset di masa depan.

3. Golden Age

Seiring berjalannya waktu setiap orang akan mengalami golden age atau usia pensiun. Kehidupan finansial pensiunan sangat tergantung pada kerja keras dan pengelolaan keuangan di masa muda. Jika boros di masa muda, kamu tak akan punya tabungan untuk masa pensiun. Sebaliknya, jika rajin menabung dan berinvestasi ataupun memiliki bisnis, tentunya kamu akan memiliki bekal dan menjadi sumber pendapatan untuk menjalani hidup di hari tua. Hasil maksimal di masa muda membuatmu dapat menikmati masa tua dengan tenang dan bahagia bersama anak-cucu.  

Berbicara mengenai prioritas keuangan saat pensiun, tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan fase lajang dan menikah. Pada umumnya prioritas akan berganti untuk menjaga kesehatan fisik yang mulai menurun. Di sisi lain terdapat pengeluaran yang dapat dihemat yaitu seputar biaya transportasi, gaya hidup, cicilan rumah yang mungkin sudah selesai, hingga traveling.

Untuk bisa menciptakan kondisi pensiun yang aman, nyaman, dan sejahtera, sangat penting merencanakan dana hari tua sejak muda. Mulailah menciptakan penghasilan dari investasi, memanfaatkan produk-produk keuangan, dan tabungan persiapan pensiun terbaik.

Setiap fase kehidupan mempunyai tantangan hidup berbeda yang membutuhkan pengaturan keuangan dan solusi berbeda juga. UOB mengerti kebutuhan setiap generasi dalam fase kehidupan yang beraneka ragam, dan dapat memberikan solusi finansial yang sesuai untuk kebutuhan setiap generasi.

Kenali karakter finansial kamu untuk menentukan langkah dalam perencanaan finansial.