Sukses

Beroperasi November, Berapa Tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek?

Penentuan tarif pada ruas Tol Layang Jakarta-Cikampek IIt hingga saat ini masih belum final.

Liputan6.com, Jakarta - Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated atau Tol Layang Jakarta-Cikampek II ditargetkan mulai dapat beroperasi penuh pada November 2019. Saat ini, progres terakhir pengerjaan tol layang sepanjang 36,8 km ini telah mencapai 96,5 persen.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pihak pengelola Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II menyampaikan, penentuan tarif pada ruas tol tersebut hingga saat ini masih belum final.

"Tarif masih dibahas. Kami masih presentasi dengan PPJT (dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) mekanisme trafik manajemennya nanti di sini seperti apa. Ini masih terus dibahas bersama tim," jelas Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani saat meninjau proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated di Bekasi, Kamis (19/9/2019).

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, ketentuan tarif nantinya tidak akan keluar dari batas atas dan batas terrendah yang diusulkan PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) dalam dokumen PPJT.

"Kalau enggak salah usulannya antara Rp 1.700-2.000 per km. Ini nanti akan kita rebalancing dengan yang ada di bawah tol (Tol Jakarta-Cikampek eksisting)," ujar Danang.

Adapun proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang berada tepat di sebagian ruas Tol Jakarta-Cikampek eksisting, membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat (Sta 9+500 sampai dengan Sta 47+500).

Sebelum bisa beroperasi pada November nanti, ruas tol ini akan dilakukan uji beban guna mengukur daya tampung jalan, yakni dengan menaruh iringan 16 truk berbobot 40 ton per unit yang akan berjalan dari titik awal hingga titik akhir.

Terkait jenis kendaraan golongan mana saja yang nanti bisa melaju di atas tol layang ini, Desi mengutarakan, pihaknya mengusulkan hanya kendaraan Golongan I saja yang boleh melewatinya. Usulan ini dilontarkan dengan alasan faktor keamanan.

"Mungkin kita akan terus mengusulkan sampai tidak ada ODOL (Over Dimension Over Load/Kendaraan berlebih muatan). Jadi lebih ke traffic management-nya, bukan kekuatan jembatannya. Kekuatan jembatannya sebenarnya bisa untuk semua golongan," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

BPJT Sebut Perkembangan Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Membaik

Lambatnya pengerjaan proyek tol layang Jakarta-Cikampek II atau Japek II Elevated membuat beberapa pihak meragukan jalur tersebut bisa beroperasi fungsional pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2019.

Saat dimintai tanggapan, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait hal tersebut.

"Kita belum menyampaikan statement resmi mengenai jadi tidaknya, tapi kita memang fokus kepada safety untuk semuanya," ujar dia, Kamis (21/3/2019). 

Aspek keselamatan, ia menuturkan memang kerap digaungkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk selalu diutamakan dalam tiap pengerjaan proyek konstruksi, termasuk Tol Japek II Elevated.

"Pada saatnya nanti, yang harus dijamin terutama adalah di sisi bawahnya (Tol Jakarta-Cikampek eksisting), itu harus betul-betul clear. Itu nomor satu beliau memesankan begitu," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Kendati demikian, ia menyampaikan, progres pengerjaan Tol Japek II Elevated kini membaik. Ini lantaran pasokan tiang pancang baja (steel girder) dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah dipercepat.

"Sekitar dua minggu yang lalu sudah di-speed up itu. Mungkin dari 6-8 trailer kemudian sekarang sudah 20-30 trailer per hari. Itu sangat luar biasa," sebut dia.

"Tapi sekali lagi memang kita akan pantau terus. Kalau pak Menteri nanti pesanannya dari KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan dan Tidak Jalan) akan turun memeriksa, baru setelah itu kita akan membuat statement resmi mengenai bisa tidaknya," tambahnya.

Â