Liputan6.com, Jakarta - Pengerjaan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated atau Tol Layang Jakarta-Cikampek II sepanjang 36,8 km saat ini telah mencapai sekitar 96,5 persen. Jalan tol tersebut pun ditargetkan mulai beroperasi pada November 2019.
Bila sudah rampung, kehadiran Tol Layang Jakarta-Cikampek II diharapkan bisa memecah kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.
Advertisement
Baca Juga
Namun, berapa tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek II saat dioperasikan nanti?
PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pihak pengelola Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II menyampaikan, penentuan tarif pada ruas tol tersebut hingga saat ini masih belum final.
Artikel mengenai tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek II ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Jumat 20Â September 2019:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Beroperasi November, Berapa Tarif Tol Layang Jakarta-Cikampek?
Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated atau Tol Layang Jakarta-Cikampek II ditargetkan mulai dapat beroperasi penuh pada November 2019. Saat ini, progres terakhir pengerjaan tol layang sepanjang 36,8 km ini telah mencapai 96,5 persen.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pihak pengelola Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II menyampaikan, penentuan tarif pada ruas tol tersebut hingga saat ini masih belum final.
"Tarif masih dibahas. Kami masih presentasi dengan PPJT (dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol) mekanisme trafik manajemennya nanti di sini seperti apa. Ini masih terus dibahas bersama tim," jelas Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani saat meninjau proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated di Bekasi, Kamis (19/9/2019).
Advertisement
2. Harga Emas Langsung Melemah Usai The Fed Pangkas Suku Bunga
Harga emas melemah pada perdagangan Rabu tetapi tetap bertahan di level psikologis USD 1.500 per ounce setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga.
Mengutip CNBC, Kamis (19/9/2019), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.497 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,5 persen ke level USD 1.505 per ounce.
"Pasar emas cukup sensitif terhadap kebijakan DOMC dan the Fed tahun ini sehingga harapan penurunan suku bunga sangat mendukung kenaikan harga emas," jelas analis logam mulia HSBC, James Steel.
3. Menunggu Pengumuman Bunga Acuan, IHSG Bakal Menghijau
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke teritori positif menjelang rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia Kamis ini.
Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali memprediksi, indeks akan diperdagangkan pada kisaran support 6.222-6.250 dan resistance 6.291-6.304.
Sementara itu, investor akan mengamati (wait and see) terkait keputusan RDG Bank Indonesia pada hari ini. "Investor akan menanti penetapan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia," tuturnya di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Advertisement