Liputan6.com, Jakarta Komisaris PT Blue Bird Tbk. Bayu Priawan Djokosoetono mengatakan pihaknya selalu berupaya melebarkan sayap bisnis ke daerah-daerah yang dinilai potensial. Termasuk ke ibu kota baru.
"Tentu setiap kali tempat, daerah yang memiliki market share yang cukup kita akan buka," kata dia, saat ditemui di sela-sela Business Matching Pengusaha ASEAN, di JW Marriott, Jakarta, Sabtu (21/9).
Advertisement
Baca Juga
Ibu kota baru, jelas dia tentu memiliki potensi untuk dijadikan tujuan bisnis oleh Blue Bird. Penetrasi ke Ibu Kota baru memang menjadi target bisnis perusahaan ke depan.
"Ibu kota baru tentu salah satu target kita untuk buka nantinya ke depan. Saat ini belum," ujar dia.
Dia pun menambahkan, pihaknya tentu tidak hanya menargetkan Ibu Kota baru semata. Semua daerah dengan peluang usaha menjanjikan pasti dijajal Blue Bird.
"Harapannya kita bisa buka. Bukan hanya Ibu Kota Baru tapi daerah-daerah yang kita anggap potensial, kita juga akan tetap buka," tandasnya.
Â
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Blue Bird Jamin Taksi Listrik Tak akan Mati Meski Terjebak Macet
Direktur Utama Blue Bird, Noni Purnomo, mengajak masyarakat agar tidak takut naik layanan taksi listrik atau e-taxi milik Blue Bird di Bandara Soekarno Hatta. Dia pun mementahkan kecemasan seperti mobil mati ketika terjebak di kemacetan Jakarta.
"Enggak mati di tengah jalan, karena mobil ini yang kita pilih bisa jalan sampai 400 kilometer, sedangkan rata-rata taksi biasanya 200-an kilo," ujar Noni pada Minggu (8/9/2019) di Jakarta.
Baca Juga
Butuh dua jam untuk mengisi penuh mobil listrik. Hal lain yang ia sanggah adalah ketakutan bahwa mobil listrik akan mogok saat banjir. Noni menilai semua jenis mobil akan mengalami hal sama ketika menghadapi banjir.
Blue Bird kini sedang melakukan pilot project mobil listrik untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi CO2. E-taxi pun juga turut mengurangi polusi suara.
"Begitu presiden mencanangkan keinginan untuk menurunkan emisi gas buang, maka kita langsung buat pilot project. Makanya justru harus ada pilot project-nya karena orang kalau enggak ngerti enggak sayang. Makanya supaya coba dulu, pakai dulu, buktikan,", ucap Noni.
Perusahaan menyediakan 25 mobil BDY untuk layanan Blue Bird dan empat Tesla untuk Silver Bird. BDY dan Tesla dipilih Blue Bird karena penggunaannya sudah teruji di negara lain. Noni menyebut unsur keamanan menjadi prioritas utama dalam pemilihan e-taxi.
Pengguna bisa langsung memesan mobil listrik ketika baru tiba di Terminal 3 Soekarno Hatta, atau bisa memesan pelayanan gratis lewat situs resmi Blue Bird dengan syarat penumpang mau menanam pohon bersama WWF. Program itu bernama One Ride One Seed.
Advertisement
Bluebird Luncurkan Armada Taksi Mobil Listrik
Bluebird meluncurkan mobil tenaga listrik dengan tipe BYD e6 A/T sebanyak 25 unit dan Tesla Model X 75D A/T sebanyak 4 unit.
Peluncuran ini diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf di Kantor Pusat Bluebird, Senin (22/4/2019).
Luhut menyatakan pemerintah mendukung upaya Bluebird sebagai penyedia taksi asli Indonesia yang berinovasi untuk lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas layanan dan kenyamanan bagi pelanggan.
"Segala upaya anak bangsa yang bertujuan untuk membanggakan Indonesia harus selalu kita dukung, termasuk dari Bluebird," ujarnya di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Mobil listrik yang diluncurkan digadang akan membantu menghijaukan lingkungan. Direktur PT Blue Bird, Tbk Andrianto Djokosoetono menyatakan pengoperasian mobil listrik ini bisa memberikan nilai tambah di sektor lainnya.
"Sustainability merupakan fokus bisnis Bluebird. Pengoperasian e-taxi ini selain mendukung pelestarian lingkungan juga mendukung program ketahanan dan bauran energi nasional, program pengurangan penggunaan dan subsidi BBM serta program pengurangan emisi gas buang yang dilaksanakan pemerintah," ujarnya. Â
DEN Paparkan Alasan RI Belum Bisa Pakai Mobil Listrik
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi, mengaku tidak setuju terkait upaya mendorong masuknya mobil listrik secara besar-besaran ke Indonesia. Salah satunya lewat pembebasan bea masuk mobil listrik.
"Saya termasuk yang tidak setuju apabila mobil listrik dibebaskan pajaknya masuk ke Indonesia ini," kata dia, dalam pameran 'The 7th Edition of INAGREENTECH 2019', JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Jika mobil listrik dibebaskan pajaknya, harga jual mobil listrik akan menjadi murah dan dapat dibeli oleh masyarakat. "Harga mobil listrik mungkin jadi murah, Rp 60 juta, Rp 70 juta sudah bisa dapat. Kita semua bisa beli," urai Dalimi.Â
Namun, yang menjadi persoalan adalah PLN sebagai produsen listrik, kata dia, masih belum mampu memasok listrik untuk kebutuhan mobil listrik.
"Bayangkan kalau kita sudah gunakan mobil listrik semua, malam hari kita charge, PLN belum siap untuk menanggungnya," ungkapnya.
Perusahaan listrik pelat merah tersebut memang memiliki kelebihan pasokan listrik. Akan tetapi, hanya terjadi di pulau Jawa. Selain itu, kelebihan pasokan tersebut terserap semuanya oleh industri.
"PLN memang memiliki kelebihan pembangkit tapi itu di pulau Jawa dan itu akan pada saat industri sudah berkembang lagi itu (kelebihan pasokan listrik) akan kurang," ujar dia.Â
"Jadi kelebihan sementara tidak bisa dijadikan kebijakan untuk menerapkan mobil listrik besar-besaran di Indonesia," ia menambahkan.
Advertisement