Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang tak kunjung selesai dikhawatirkan membawa ekonomi dunia ke jurang resesi.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,9 persen, terendah sejak krisis finansial tahun 2008-2009 lalu.
Mengutip laman Reuters, Senin (23/09/2019), sebelumnya OECD meramalkan pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 3,6 persen, kemudian dipangkas menjadi 3 persen, dan dipangkas lagi menjadi 2,9 persen.
Advertisement
Baca Juga
Padahal Mei lalu, forum kebijakan asal Paris ini memprediksi ekonomi dunia akan tumbuh 3,2 persen tahun ini dan 3,4 persen tahun depan.
"Meski kelihatannya seperti perang dagang biasa, ternyata dampaknya begitu besar dan bertahan lama," ujar ekonom OECD Laurence Boone.
Boone menambahkan, tatanan perdagangan global saat ini telah goyah dan lebih asertif. Pertumbuhan perdagangan saja sudah turun 5 persen pada 2017 lalu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investasi Melambat, dari 4 Persen jadi 1 Persen
Selain itu, tensi perang dagang yang tak kunjung mereda mematikan harapan untuk berinvestasi, berujung pada turunnya pertumbuhan investasi dari 4 persen pada 2017 menjadi hanya 1 persen saja.
Boone mengatakan, dampak perang dagang juga telah melumpuhkan pertumbuhan ekonomi AS menjadi 2,4 persen tahun ini dari yang sebelumnya diproyeksikan 2,8 persen. Sedangkan untuk tahun depan, diprediksi ekonomi AS hanya akan tumbuh 2 persen saja, melenceng dari prediksi awal sebesar 2,3 persen.
Tak hanya AS, China sama-sama merasakan kepahitan perang dagang ini. Pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu melambat jadi 6,1 persen dari prediksi awal 6,2 persen. Ramalan untuk tahun depan pun berubah, dari 6 persen menjadi 5,7 persen saja.
Advertisement