Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sebagian besar masih akan disumbang oleh konsumsi. Konsumsi tersebut antara lain didorong oleh populasi kaum muda yang terus bertambah hingga meningkatkan penggunaan belanja online.
Di sektor industri, konstruksi kemungkinan akan diuntungkan oleh pembangunan properti perkotaan. Komitmen pemerintah untuk mengadopsi teknologi baru juga akan meningkatkan kemampuan manufaktur dan membawa peningkatan daya saing dalam jangka menengah.
Baca Juga
Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, konsumsi yang kuat akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik di tahun depan.
Advertisement
"Konsumsi yang kuat akan meneruskan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan," ujarnya di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (25/9).
Belanja konsumen diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada tahun ini dan tahun depan, ditopang oleh naiknya pendapatan rumah tangga, pertumbuhan lapangan kerja, dan inflasi yang rendah.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Inflasi Stabil
Inflasi kemungkinan akan tetap stabil sebesar 3,2 persen tahun ini dan 3,3 persen pada 2020, sehingga akan membantu mempertahankan momentum belanja swasta. Inflasi inti diperkirakan akan tetap terjaga dan harga pangan juga tidak berubah.
Meskipun terjadi perlemahan pertumbuhan di antara para mitra perdagangannya sehingga mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia, defisit transaksi berjalan diperkirakan terkendali pada 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini.
"Namun, investasi dan pertumbuhan ekonomi yang mulai melaju diperkirakan akan menyebabkan defisit transaksi berjalan melebar ke 2,9 persen dari PDB pada 2020," tandasnya.
Advertisement
ADB Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,1 Persen di 2019
Asian Development Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 menjadi sebesar 5,1 persen dari sebelumnya 5,2 persen. Tidak hanya tahun ini, ADB juga merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan menjadi 5,2 persen.
Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar masih disumbang oleh konsumsi.
"Konsumsi yang kuat akan membuat Indonesia mampu meneruskan pertumbuhan ekonominya baik tahun ini dan tahun depan," ujarnya di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (25/9).
Winfried mengatakan, laju penumbuhan tahun ini yang sedikit lebih lambat mencerminkan penurunan ekspor dan melemahnya investasi domestik.
Meski demikian, investasi diperkirakan akan terus membaik menjelang akhir tahun, seiring dengan kemajuan pembangunan proyek-proyek strategis nasional untuk meningkatkan jaringan infrastruktur.
"Fundamental perekonomiannya masih solid, dengan posisi fiskal yang dikelola dengan baik, harga-harga yang stabil, dan cadangan devisa pada posisi yang cukup aman. Diperlukan investasi yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan fokus pada daya saing dan pengembangan sumber daya manusia sebagai kuncinya," jelasnya.