Sukses

Rupiah Diperkirakan Melemah pada Perdagangan di Awal Pekan Ini

Dari eksternal, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang belum mencapai titik temu.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin ini. Pelemahan ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal.

Mengutip Bloomberg, Senin (30/9/2019), rupiah dibuka di angka 14.162 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah kembali melemah ke 14,175 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.162 per dolar AS hingga 14.175 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,49 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Rererensi Jakarta interbak Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.174 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.197 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah diperkirakan masih melanjutkan pelemahan pada akhir pekan lalu.

"Dalam transaksi hari ini rupiah masih akan melemah akibat data eksternal yang masih mendominasi, terutama di AS dan Inggris," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

Dari eksternal, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang belum mencapai titik temu. Selain itu, ada juga isu pemakzulan Presiden AS Donald Trump yang dituduh melakukan penyalahgunaan wewenang sehingga parlemen AS menyusun penyelidikan mosi tidak percaya.

Dari Inggris panasnya suhu politik menjelang keputusan Brexit dikhawatirkan menghasilkan keputusan yang tidak optimal. Bila Inggris keluar zona Euro tanpa sebuah kesepakatan yang baik, berpeluang memicu resesi di zona Euro.

Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.165 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Prediksi Rupiah Melemah ke 14.400 per Dolar AS di 2020

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melemah pada tahun depan. Hal tersebut terjadi karena adanya gejolak ekonomi dunia.

Dalam pidato Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa target ekonomi masih akan tinggi, tetapi untuk nilai tukar rupiah akan melemah.

Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 adalah 5,3 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi tahun depan ditekankan pada sektor konsumsi. 

 

"Pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujar dia.

Jokowi menyebut nilai tukar rupiah akan melemah menuju 14.400 per dolar AS. Ia menyebut hal itu diakibatkan kondisi ekonomi global yang volatile alias penuh ketidakpastian.

Meski sedang ada disrupsi dagang, Jokowi yakin Indonesia akan tetap menjadi primadona investasi. Pasalnya, Indonesia memiliki telah mendapatkan citra positif dan iklim investasi akan terus dijaga.

"Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi," ujar Jokowi.